Friday, April 29, 2011

My Dream...^^


Melanjutkan studi untuk program magister dengan sokongan beasiswa selalu menduduki tahta teratas dijajaran mimpi-mimpiku sejak dulu. Sampai saat ini posisi itu belum tergantikan oleh mimpi-mimpiku yang lain. Oh, betapa keinginan ini begitu setia bercokol dalam benakku. Tak putus-putus aku mencari nafkah lahir dan batin peluang beasiswa, mengetuk pintu-pintu universitas yang sesuai dengan majorku agar mau menerimaku, sembari tak lelah mengirim doa dengan paket termanis menuju langit, berharap Sang Penguasa Arsy “terbujuk” oleh doaku.

Beberapa kali telah aku coba mengaply sana sini, tapi mungkin belum rejeki atau memang mugkin aku yang masih belum pantas untuk itu. Kalau mau jujur kacang ijo mungkin alasan kedua lebih tepat untukku. Aku sangat menyadari selama ini usaha yang aku kerahkan dalam mewujudkan mimpiku belum maksimal. Kadang aku jadi malu hati sendiri. Berani bermimpi tinggi tetapi tak meretas jalan untuk mewujudkannya. Selama ini aku hanya merajuk pada Allah agar mendengar doaku tetapi apa tindakan nyata yang ku lakukan?? Sangat jauh dari maksimal. Beberapa tawaran beasiswa sedang terbuka saat ini. Ada Aminef, Pelatihan Bahasa Inggris yang akan berujung pada pemberangkatan melanjutkan study di LN, Bea Unggulan Dikti untuk dalam dan luar negeri, ada program double degree, dan ada juga bea tentang studi gender yang diadakan UNHAS kerjasama dengan UMK.  Tetapi dengan sangat menyesal Aminef kubiarkan melenggang dan berlalu, karena toh skor ITP toeflku tidak mencukupi standar yang dipersyaratkan. Aku mengutuk diri karena tak pernah lagi menyempatkan diri mempelajari soal-soal toefl, padahal bukunya sudah aku beli. Sigh…

Well, untuk program double degree kerjasama Universitas Muhammadiyah Surakarta dan salah satu University di US telah aku apply. Lagian juga syaratnya sangat sangat sangat tidak ribet, alias tidak ada syarat. Hanya harus jadi dosen tetap di Universitas Muhammadiyah, n merupakan dosen dari Sabang sampai Merauke FKIP. Info tentang bea ini datangnya dari K Titin, rekan sesama dosen di UMK, katanya P Natsir (Wakil Dekan FKIP UMK yang sekarang telah naik jabatan jadi Dekan, _ _congrats y, Pak…^^) memanggil kita berdua untuk diusulkan sebagai peserta dalam program ini. Maka dengan senang hati kami pun menemui beliau. P Natsir tengah menulis nama-nama dosen yang akan diusulkan untuk mengikuti program ini pada secarik kertas. Sekilas kulihat telah ada 2 nama yang tertera disana. Beliau lalu menjelaskan secara ringkas mengenai beasiswa ini kepada kami, dan setelah mendengar kalimat yang mengatakan “no requirements” kami pun memekik senang. Kami hanya perlu menuliskan nama kami pada kertas tersebut, and that’s it.

Beberapa hari berselang, Si Bos (kepala Biro Akademik UMK) menyuruhku untuk gantung diri membuat Surat Pengatar Rektor untuk nama-nama dosen yang diusulkan mengikuti program Double Degree tersebut. Ooo.. rupanya dari P Natsir, nama-nama dosen itu diteruskan ke Si Bos sebagai Kepala BAA untuk kemudian ditandatangani Bapak Rektor. Aku melihat lampiran nama dosen-dosen tersebut, dan mendapati namaku terpampang dengan manisnya pada kolom ke-empat. Surat tersebut kuketik dengan semangat membara (LEBAYYYY,,hehehehe..). Tepat ketika aku selesai memprint surat tersebut dan hendak menuju ruang Rektor untuk meminta tanda tangan, Si Bos dengan mengecilkan suaranya meminta agar aku tidak banyak bacot meminta tanda tangan P Rektor dengan sembunyi-sembunyi. Katanya itu pesan dari Bapak Rektor sendiri untuk membatasi jumlah dosen yang diusulkan, dan sebisanya dosen yang diusulkan tidak perlu gembar gembor karena hanya akan menimbulkan rasa tidak enak pada rekan-rekan yag lain. OKlah kalau begitu, Boss!! Siap Laksanakenn!!

Kelar meminta tanda tangan dari Bapak Rektor, Surat itu pun ku fax ke UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta) tak lupa mengkonfirmasikan hal ini pada CPnya. Yang perlu kulakukan sekarang adalah menunggu adalah hal yang membosankan pengumuman dari UMS.  Ditengah masa iddah menunggu tersebut, datang kabar mengecewakan dari Program Pelatihan Bahasa Inggris yang telah ku apply secara online beberapa waktu lalu. Dari UMK ternyata yang lolos cuman 2 orang. Ada rasa kecewa yang sempat hinggap di ujung ranting cemara benakku saat itu, karena salah seorang yang lulus itu adalah teman yang banyak sekali meminta bantuan padaku pada saat melakukan pendaftaran online. Namun cepat-cepat aku halau perasaan itu sebelum meracuni prasangkaku padaNya. Bukankah rejeki Dia yang menentukan?? Tenang…tenang… masih ada yang lebih baik, kataku menghibur hati dan perlahan kekecewaan itu pun terlupakan.

Pengumuman yang ditunggu dari UMS belum juga tiba saat tawaran untuk melanjutkan studi Program Magister terbuka lagi. Kali ini kerjasama UNHAS dan UMK tentang Study Gender. Mengetahui kuliahnya akan dilaksanakan di Kendari membuatku tak begitu tertarik pada awalnya, tetapi setelah mendengar penjelasan dari Pak Prof. Jufri (direktur pasca sarjana), aku sedikit banyak tergiur juga. Tapiiiii…. Apakah ini yang benar-benar aku inginkan?  Maksudku, Study Gender itukan bukan bidang ilmuku. Apakah aku bersedia menghabiskan waktu dua tahun untuk menghitung angkot yang lewat didepan rumah fokus menyelesaikan studi ini tanpa boleh berhenti ditengah jalan? Bagaimana dengan mimpiku untuk lanjut ke LN? Bukankah sudah ada kesepakatan antara aku dan orangtuaku, bahwa kalaupun tidak lulus untuk bea di LN, tahun depan aku akan melanjutkas studi di Malang dengan jurusan yang linear dengan S1ku?
Tidak ingin bimbang berlama-lama, aku bergegas menemui Ibu Ida (Senior Lecturer di UMK yang juga istri dari Si Bos) untuk meminta sesuap nasi “wejangan”. Beliau menyarankan agar aku focus saja mimpi yang aku punya yakni lanjut S2 di LN dengan jurusan yang sesuai dengan bidang ilmuku tentu saja. Caranya meyakinkan dan menguatkan aku sangat bagus. Dengan mantap aku memutuskan untuk tidak mengapply Program Study Gender itu.

Getir, aku melihat pintu-pintu beasiswa itu tertutup dan terlewati didepan mataku. Sekarang ini, pengumuman dari Surakartalah yang terus memantik semangat dalam hatiku dan juga adanya penawaran ADS yang menanti didepan mata. Untuk ADS pendaftaran dimulai kurang 2 lebih bulan lagi, yakni pada bulan Juni. Satu kesyukuran bahwa sore ITP Toeflku mencukupi untuk itu. Aku hanya harus lebih mempersiapkan diri dengan banyak-banyak belajar, bertanya kiri kanan dalam mengisi formulir, dll. Tuhan juga menyayangiku dengan memberikan senior-senior di UMK yang selalu siap membantu. Ada ibu Ida, Ibu Santi, Ibu Isna, dan K Halim. See..?? sebenarnya tidak ada alasan untuk pesimis, kan? hehehe…

O my dear God,
Yang maha mengetahui segalanya…
Yang selalu mempunyai rencana terindah dan terbaik untukku..
Disini aku menulis mimpi-mipiku dengan pensil, penghapusnya kuserahkan padaMu..
SIlahkan hapus yang tak baik untukku..
Dan ikhlaskan aku menerima segalanya…

Saturday, April 16, 2011

Thx, God....^^

Hal apa sajakah yang membuatmu bahagia hari ini?  Ah, kalau iya, congratulation, deh..^^ Aku juga punya cerita bahagia hari ini. Bukan oleh sesuatu yang spektakuler dan fantastis. Ini sangat jauh dari luar biasa dan bukan sesuatu yang mengguncang dunia. Ini hanya hal yang sangat sederhana. Bukankah kebahagiaan tidak mesti selalu berasal dari hal-hal yang menakjubkan? Aku bersyukur padamu ya Rab, yang telah menghadirkan kedamaian ini dalam bingkisan yang sangat cantik mewarnai hatiku. Aku berterimakasih akan pagi yang kau berikan hari ini. Kau menyapaku dengan cara yang selalu kusukai. Melaui mereka, kau menjawab doaku, menghilangkan gelisahku.

Aku mendengarMu berbicara melalui mereka, orangtuaku. Begitu sederhana sehingga mudah kupahami. Aku mengagumi kebesaranMu diantara tarian ikan koi di kolam belakang rumahku, menjadi saksi kasih sayangmu diantara gemulai dedaunan tertiup angin.

Baru semalam yang lalu, aku mengadu kepadaMu, tanpa malu meminta padaMu tentag janji kebahagiaan. Menengadahkan tangan mencoba membujukmu untuk sesuatu yang dapat menerangkanku. Semua pertahananku luruh dihadapanMu. Karena kepada siapa lagi aku kan datang meminta dan mengiba? kepada siapa lagi aku kan ku tanggalkan semua ego dan kesombonganku kalau bukan kepadaMu? Hanya kepadaMu ku percayakan jeritan hatiku, keinginan terdalam dari diriku. Hanya berbalut kepasrahan total, ku bersimpuh kepadaMu, dikeheningan malam yang sempurna.

Hari ini kau menjawab semua itu y Allah. Dalam paket cantik disebuah canda tawa, di suatu waktu di hari ini. Alhamdulillahi Rabbil Alamiin....^^

Sunday, April 10, 2011

Pangkat Akademik...^^

Nampaknya ini saat yang tepat untuk melunasi segala yang dengan sengaja kuabaikan beberapa minggu lalu. Sret..sret..sret... lugas penaku menggurat list "Things to be done" ku. Wow..@_@ lumayan banyak... (kali ini kulakukan tanpa mendengus instead of tersenyum). Yeah, salah satu yang ada dalam daftar itu adalah finishing my journal yang deadlinennya jatuh pada akhir minggu ini. Journal o journal, mengapa dia harus jadi yang utama untuk target minggu ini? Tak lain dan tak bukan adalah demi pengurusan pangkat akademikku. NIDN ku sudah ada, tapi itu belumlah cukup. Seorang dosen wajib memiliki NIDN plus pangkat akademik. Karena dalam berbagai macam pengurusan dua "tokoh" itulah yang berperan penting.

Bermula dari kegalauan hati yang terusik ketika satu persatu rekan sesama dosen sibuk mengurus pengusulan BPPS untuk UNiversitas Haluoleo, akupun akhirnya mengambil tindakan serius (lagaknya, penting bgt y...:P). Mereka begitu bersemangat melengkapi berkas demi berkas. Meskipun ribet, mereka tampak enjoy karena dikerjakan rame-rame. Aku menyaksikan mereka hilir mudik keluar masuk ruangan rektor. Bukan hanya sekali dua kai mereka mengadakan revisi disana-sini. Toh mereka tetap semangat. Sesekali juga "menggangu" diriku dengan numpang nge print, hehehehe...Lantas apa yang ku perbuat saat itu? NOPE!!! I just watched them with gerry chocolatos in my mouth, played game, and visited some unimportan webs... What a pity me..:(

Lalu mereka mulai bertanya-tanya kenapa aku tak ikut berpartisipasi dalam kesibukan yang mereka namakan "perjuangan meraih mimpi" ini. Aku pun mencari pembenaran dengan menjadikan masa kerjaku yang baru seumur jagung sebagai alibi. Sebenarnya dibilang alibi juga tidak, Karena memang, jauh dilubuk hatiku, aku merasa kurang sreg kalau harus mengurus BPPS sekarang. Kenapa? yah karena aku merasa belum berbuat banyak untuk kampus ini untuk lantas mengambil hakku mendapat rekomendasi dalam pengusulan BPPS. Sesuatu yang telah menjadi semacam prinsip memang. Lagi pula dalam pengurusan itu dipersyaratkan untuk telah memiliki NIDN dan pangkat akademik. Aku belum memiliki pangkat akademik. Beberapa temanku yang mengurus pun belum. Tapi mereka nekat coba aja. Siapa tau rejeki, katanya. Yawiss lah aku hanya bisa mendoakan semoga usaha mereka berhasil.

Sehari dua hari setelah mereka mengirim bekas mereka ke KOPERTIS wilayah IX makassar, sebuah telepon mengabarkan kalau berkas mereka ditolak karena belum memenuhi persyaratan. Apalagi kalo bukan si pangkat akademik itu. Dari situlah, pentingnya pangkat akademik mulai mengusik pikiranku. Ternyata ribet juga kalo tidak memiliki pangkat akademik. Maka akupun memutuskan bahawa sudah saatnya aku menyediakan waktu mengususi hal itu. Dengan mempertimbangkan agenda kegiatan untuk beberapa bulan kedepan yang akan sangat sibuk, jelaslah bahwa tak ada waktu yang lebih tepat selain sekarang. Yeah, dalam beberapa hari kedepan, akan ada seleksi penerimaan mahasiswa baru di kampus kami. Dimana aku didaulat sebagai wakil sekertaris. Tentu saja aku akan sangat sibuk. Ditambah saat itu bertepatan dengan waktu ujian mid semester. Aku Harus membuat soal, lalu memerikasanya kalau tidak mau kelabakan pada akhir semester nanti.

Maka mulai tadi malam, aku kembali mengakrabi file skripsi S1 ku dulu, edit disana sini biar lebih ringkas, padat, dan jelas. Maklumlah, waktu masih kuliah dulu ada kecenderungan untuk membumbui ide disana sini biar skripsinya tebalan dikit, hhehhe...:). Sebenarnya hal ini bukan hal yang terlalu sulit seandainya saja keinginan dan aplikasinya bisa kompak satu sama lain. Kendala yang terberat yang harus kuhadapi adalah melawan diri sendiri untuk tidak terjebak dalam dunia FB dan game. Cape deeeeehhh...

Dalam rangka menumbuhkan semangat lai, aku memebaca ulang novel "5 cm"ku entah untuk yang keberapa kalinya. Kali ini aku langsung lompat ke bab lima "Dont Stop Me Now". Part ini menceritakan perjuangan si Ian menyelesaikan skrispinya. Duh jadi teringan kisahku sendiri waktu itu. Wah, novel ini memang keren dan selalu sukses memantik semangatku. Jadilah tanpa ba bi bu, aku membuka file skripsiku dan mulai mengedit tanpa bertoleransi pada godaan game n fb. Alhasil bagian introductionnya bisa selesai ku edit hanya setengah jam. Senangnyaaaa....

Satu hal yang aku pahami, sekali punya keinginan, kita memang harus ngotot. Keras terhadap diri sendiri itu sangat perlu. Wow..it's eight pass eight now. It means I have to take a bath and then go to campus. The sun shine brightly outside. It indicates happyness and spirit. GO girl!!!! let's seize the day...^^




Tuesday, April 05, 2011

Bosan.

Bosan bisa membunuh. Begitulah kira-kira kalimat yang tepat untuk menggambarkan moodku 2 hari terahkir ini. Bosan. Pekerjaan tiada yang terselesaikan. satu demi satu tertunda dan meumpuk. Hatiku dliputi gelisah, marah, dan gundah. Bahkan untuk hal-hal yang sepelepun, emosiku bisa seketika meledak. Mereka mengira ini salah satu gejala PMS. Bukan. Sama sekali bukan. Satu-satu aku membuat list pekerjaan apa yang harus segera diselesaikan sambil mendengus. Kesal sekali rasanya mengetahui bahwa dirimu tak bisa berbuat apa-apa dikarenakan sempurna terbunkus rasa malas dan tak bisa keluar. Sesak dengan kebencian akan ini itu yang sebenarnya sangat tak masuk akal.

Aku lalu beralibi pada kurangnya libur yang kudapatkan. Keterlaluan jenuh akan rutinitas yag itu-itu saja menyita kesempatanku untuk berpetualang mencumbu alam lagi. Percuma saja. Akal sehatku terlalu sadar bahwa itu bukan alasannya. Toh untuk saat ini tak ada teman yang bisa diciduk menikmati air terjun seperti waktu itu. Semuanya sibuk. Huh, dan hatiku mencibir mengingat kata "profesionalisme" yang dulu sering kuumbar. Malu pada harapan dan doa yang senantiasa kupilin menuju langit. Apalah arti doa dan harap itu jika aku tak cukup tanggu menghalau malas dan berpasrah pada mood?

Tergugu aku bangkit dari ini semua. Gemetar menyibak selimut kegundahan ini. Perkara ini sungguh tak mudah bagiku. Bahkan ketika mengetikkan kalimat ini pun, terbersit lagi untuk menunda salah satu kewajibanku. Huffftttt... padahal apa gunanya menunda?? Oh, betapa aku mengutuk kehidupanku 2 hari terakhir ini. Sungguh.

Baiklah, ku putuskan ini harus diakhiri...