Tuesday, December 11, 2012

Pelangi Cinta

Assalamualaikum. Wr. Wb.




Akhirnya, saya faham juga perasaan memegang sebuah buku, tepatnya novel, yang seluruh kata-katanya disulam dengan teliti oleh orang yang kita kenal. Begitulah, setelah sekian lama berjibaku dalam setiap detail usaha, dari proses kreatif hingga indie publishing, finally, Buku Pelangi Cinta oleh kak Fera lahir juga. Dan kini, baru saja buku itu selesai kulahap. Kesanku??? Ini dia...


Well, buku ini terdiri dari tujuh stories ditambah satu bonus finishing tentang kisah K Fera dan Shava, putrinya. Sekilas, jika hanya melihat dari tale of contentnya, mungkin kita akan mengira bahwa buku ini memuat kumpulan tujuh cerita yang berbeda. In fact, intinya dia menceritakan suatu kisah utuh, yang diselang seling setiap satu story. Story satu bersambung dengan story tiga, dan lima. Selebihnya adalah cerita pendek.

Saya menyukai konsepya yang unik dan tak biasa. Saya juga mengapresiasi keberanian k Fera menuangkan kisah hidupnya di inti kisah debut novelnya ini. Saya beberapa kali sampai menarik nafas panjang membayangkan ujian demi ujian yang dijalani sang tokoh utama. Ujian yang tidak pernah akan mudah bagi wanita. Siapa yang mau diduakan oleh orang yang paling disayangi di dunia ini? Terlebih saat hamil hingga melahirkan, dan pada saat yang sama juga harus tertatih menuntaskan study. Belum lagi gempuran prasangka orang dan belas kasihan yang sungguh bisa menciutkan nyali siapa saja. Tetapi tokoh kita adalah sosok wanita tangguh nan perkasa. Meski penuh onak duri, dia tetap maju gagah berani. Beberapa kai terjatuh tak membuatnya berhenti apalagi menyerah, bersama sang buah hati yang menguakannya, ia berhasil menjangkau kemenangan sejati, bahagia, sukses, dan damai.

Sebenarnya, banyak buku yang menawarkan cerita serupa, tetapi ketika sang tokoh adalah sosok yang kau kenal di dunia nyata, yang mengirup udara yang sama denganmu, bahkan berdiri di Sajadah kerja yang sama denganmu, maka kekuatan inspirasinya berganda-ganda lebih powerful. Dia hidup, nyata, dan dekat. Saya berterimakasih pada K Fera, yang telah memilih menutup mata dan telinga terhadap belas kasih yang mengerutkan mental. Saya bersyukur karena dia telah memilih mengobati luka, dan berjalan mengusungkan dada menjangkau bahagia. Sungguh kisahmu adalah kekuatan yang menular, menginjeksi udara dengan aura positif. Perjuanganmu menjadi bukti, bahwa kita, wanita adalah mahluk tuhan yang tegar dan sangat berhak untuk bahagia.

So, Selamat dan Sukses untuk K Fera, teruslah berjalan meski habis terang, karena malam memang gelap, tetapi hanya mereka yang sabar dan tabah menanti yang dapat melihat fajar pertama kali... :)


No comments: