Thursday, May 23, 2013

Hypocritical Signature

Assalamualaikum. wr. wb.



Pic Source: Here


Memang, kan???
Tidak semua yang didengar, dan dilihat itu benar
Karena banyak yang latah ikut pencitraan
Sampai-sampai "malu", anugrah Tuhan yang diperlukan supaya tidak keluar jalur pun dibuat hilang
Lihatlah senyumnya... Lihatlah basa-basinya...
Melenakan sekaligus membuat muak
Bahkan telah biasa mengakui perbuatan orang lain sebagai tindakannya terpujinya sendiri
Sama saja seperti plagiat
Jatuhnya sama dengan korupsi
Sama dengan mencuri
Dan masih bisa berlakon layaknya sufi
ini sudah diatas munafik namanya...
See, there 'Dia" goes again, acting with "Dia''s natural hypocritical smile...

Friday, May 17, 2013

Dan Korrdinator Pemburu Kue Seminar Pun Meninggalkan Tanah Jawa...

Assalamualaikum. wr. wb.

Di kantin Pasca UMS, di meja bundar dekat pintu masuk ruang kuliah, aku pertama kali mengenalnya. Bersama dengan beberapa teman pasca lainnya, krasak krusuk menyusun strategi menghadap pak Dim, dalam rangka menanyakan kabar beasiswa yang belum juga kunjung cair, mengisi atm-atm kami. Dengan logat Bima yang kental, bergabung dengan logat Makssar K Badar, logat Sunda Agus, mereka sahut menyahut melakukan simulasi sebelum bertemu pak Dim. Saya dimana?? Saya ada di meja yang sama, tidak dapat berkata apa-apa karena setengah hidup menahan tawa. Mereka ini lucu sekali.





Selanjutnya, kebersamaan kami dipererat fakta bahwa kami sama-sama datang dari Indonesia bagian yang

Thursday, May 16, 2013

Shine On, my Srikandi...

Assalamualaikum. wr. wb.

Dari ujung telepon, ku dengar suara merdunya. Menenangkan. Menyamankan. Membunuh kegalauan. Menginjeksi semangat baru. Dan, dengan segenap jiwa ku ucapkan selamat ulang tahun untuknya. Terimakasih, katanya. Doakan mama ya, Nak, lanjutnya lagi. Lalu, pelan-pelan dan dengan tergagap, ku rapal doa-doa untuknya. Ku tasbihkan serupa mantra. Dengan segenap-genapnya harap. Untuk bahagianya. Untuk purnanya imannya. Untuk kesehatannya. Untuk kecantikan hatinya. Untuk tabahnya. Untuk tegarnya. Untuk kebermanfaatan hadirnya di muka bumi.

Eda, Mama, Ache


Dan, kita hanya butuh waktu kurang dari semenit untuk saling berbincang tentang hari bersejarah ini, Ma. Aku memutuskan menutup telepon karena haru yang tiba-tiba mencekik leher dan menghimpit batin. Sungguh bukan tabiat kita untuk saling tergugu. Cinta tak perlu ditunjukan lewat kata-kata ngejelimet yang tidak diikuti action, katamu selalu. Cinta itu merefleksi lewat tindakan nyata. Ada dalam untaian doa di waktu yang lima. Mengalir dalam nurani yang selalu ingin memberi yang terbaik. Menjadi denyut nadi pada setiap ikhtiar menuju persembahan purna.

Duhai, betapa aku ingin terbang ke sana, Ma.. Berlutut padamu, mencium dan mencuci kakimu. Merasakan tangan tuamu di setiap helai rambutku... Untuk hari ini, aku menyesali jarak denganmu, duhai Mama. Tetapi bukankah doa mampu menembus batasan jarak dan waktu, bahkan dapat mendobrak lapisan langit??? Maka biarkan ku percantik parsel doaku menuju Sang Penguasa Arsy, semoga isinya dapat menggetarkan selruh isi langit. Amiiin, insyaAllah...

Selamat ulang tahun, Ma....

Monday, May 13, 2013

Menyejarahkan 40th Birthday of Ibu Riz Ka, Menaklukkan Bromo Part II

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Hurrrraaaahhh!!! Finally!!! Ternyata gagalnya upload foto kemaren itu bukan karena jaringan yang lagi ga OK, tapi karena filenya kegedean,,,ya amyuuuunnn... Wokeh dwokeh, pals,, just let the story continue...

Meski masih sangat ingin berlama-lama di Papuma Beach, menakjubkan mata, jiwa, dan hati pada biru yang membentang, menajamkan seluruh panca indra untuk merekam salah satu masterpieceNya dalam memori, apa boleh buat, kami berenam harus beranjak. Bagaimanapun, kami masih memiliki satu tujuan utama, yakni Bromo. Mobil yang dikendarai Pak Sukar pun melaju meninggalkan pantai, menyusuri kembali jalan yang berkelok menembus bukit-bukit hijau. Dari dalam mobil, mataku tak lepas memandangmu Pakuma, view dari ketinggian seperti ini sangat memukau. Gradiasi pertunjukkan warna yang dilukis pada kanvas semesta memang bukan sesuatu yang bisa dilewatkan begitu saja. Tetapi,

Menyejarahkan 40th Birth Day of Ibu Rizka, Menaklukkan Bromo Part I,



Assalamualaikum. Wr. Wb.

Kalau kemarin Aprilku dihadiahi Allah jalan-jalan ke Singapura and Malaysia, Kini Meiku pun dianugrahiNya perjalanan ke Bromo, my whole life-dreaming place to visit. Alhamdulillah. Jadi, entah sejak kapan, yang pasti ketika usia belum menganjak remaja, aku sudah jatuh cinta pada alam, gunung, laut, danau, sungai, gua, dll. Malah, waktu awal kuliah sempat ingin masuk MAPALA kampus. Tapi, keinginan itu tak pernah bisa menyata terwujud karena ada gembok raksasa yang mengikat kaki dan tanganku untuk bergerak. Mama. Perempuan nomor satu yang rahimnya dipilihkan Tuhan untuk jadi tempatku bersemayam selama 9 bulan sebelum terlahir ke dunia. Betapa pun besar keinginan itu berusaha mendobrak jiwa mudaku, (ceritanya sekarang sudah tuirr,, hihihihii) tanpa restu darinya, aku tidak pernah cukup berani menentang. Jadi, ketika 2 tahun terakhir ini (sejak di Jawa) aku dikasih kesempatan untuk menjejakan kaki di tempat-tempat yang dulunya hanya ku baca dalam novel, nonton di tipi atau youtube, itu rasanya “fabiayyi aala i rabbikuma tukazzibaaan” banget.

Kronologinya gini:
May 4th 2013(Kamar Asrama)

K’ Rahma: “Rin, ibu ngajakin ke Bali”

Thursday, May 02, 2013

Pesan dari Sekuntum Tulip

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Source: Here


Konon, ada sekuntum tulip cantik yang menolak untuk hanya merekah pada April lalu gugur pada dua minggu setelahnya. Tidak mau, katanya. Aku tidak akan menyerah pada musim, janjinya. Jadilah ia sebatangkara setelah ditinggal rontok sekawanannya. Sendirilah ia menggigil menantang angin dan salju. Kelopak-kelopakk ini istimewa, katanya. Ia tidak akan memasrahkan diri untuk merobek pada sayatan angin, tidak juga akan mringkuk tumbang merebah tanah saat selimut salju menguji ketahanan bebannya. Akulah Tulip yang perkasa, janjinya. Akulah yang akan selalu keras kepala tumbuh dan mengakar, mengangkat muka tinggi-tinggi untuk menatapmu wahai langit. Aku akan hidup, aku akan ada, aku akan berjaga saat teman-temanku mnggeliat memunculkan keindahan lagi. Akulah sang penjaga, akulah yang setia.