Friday, December 26, 2014

My Saturday

Assalamualaikum.wr.wb

Ok. I'm back! how does it take to be here again after my latest posting? lesser than a half hour. Yes, that's my new record, ya ampyuuun pentingnyaaaa...

Hanya mau bilang ini sih, asli saya masih terserang blank akut pas kembali ke excel sh*t itu. Mo maen game juga, itu para games sudah saya hapus demi kemaslahatan umat. Jadi balik di mari lagi, deh.

Sebelumnya, saya sempat blog walking ke beranda teman-teman saya. Salah empatnya pada membuat resensi tentang buku. Maklum, kebanyakan teman blog saya adalah pencinta buku, yang dari mereka-mereka inilah saya bisa ngeh kalo ada buku baru. Untuk sekarang saya sendiri sedang melahap bukunya Ika Natassa, Twivortiare 2. Buku ini sebenarnya lanjutan dari Divortiare dan Twivortiare. Saya gak akan resensi novelnya ya, cuman saya mo kasi tau aja kalo ketiga novel ini dan tentu saja bukunya Ika Natassa yang lain, worth it sekali buat dibaca. Bahsanya ringan dan urban life bgt, plus meskipun banyak yang nynyir tentang Ika yang doyan mix mix Indonesia English gitu, faktanya adalah saya malah banyak belajar dari situ. Lagian Englishnya juga sangat mudah dipahami, kok...

Hubungan saya posting ini sama novels itu apa? saya coba jelaskan, ya. Jadi saya rasa, saya ini orangnya sedikit mudah terpengaruh gitu. Paling sering terpengaruh sama novel yang lagi saya baca. Ngaruhnya bisa ke apa saja. Salah satu contoh kecilnya adalah mood dan keinginan yang tetiba berubah menyesuaikan cerita si buku. Seperti saat ini, saya terbawa sama kehidupannya Alexandra sama Beno yang kelihatannya dysfunctional tapi romantis parah gada obatnya. Saya sampe iri level akut sama Alexandra yang punya pasangan si Beno itu. Saya sadar ini cerita 100 persen fiksi, tapiii sukses bikin saya berangan-angan tentang punya pasangan kayak Beno. Bahkan, saya mulai meng-scan siapa-siapa saja dalam kehidupan nyataku yang paliiing mirip sama karakter Beno. Dan, seperti biasa, objeknya ya itu lagi-itu lagi. My 5 minutes angel, susah mup-on memang sayaaah

Maka, jangan pada muntah ya, kalo nyambi ngetik ini, saya sedang membayagkan jadi Alexandra yang mesti lembur di hari Sabtu for the sake of deadline, hehehhe... Tapi bedanya adalah, gada sms absen dan marah-marah dari seseorang layaknya Beno to Alexandra, hiks.. OK, saya mulai error. sudah aja ya, nanti malah tambah error, hehehe


Hampir 30...

Assalamualaikum.wr.wb.

Ini Sabtu, Pemirsa, and I am in office alone trying to finish my office's annual budget report. How cool is it? And the more I stare this Excel sheet, the more this boredom grows inside my head, so I decide to escape here, my beloved virtual space. Starting with blog walking, absorbing some new spirit and understanding about life from my friends thoughts, I am now thinking about my own life.

I am turning 30 this coming January. For some reasons honestly I am scared. let me list things causing being 30 is kinda horror for me. First, being single girl in my age in this country is not really thing that people would define as good thing (shame on me to take what others would think about me). But, what could you expect on an adult who is crying when watching How to Train Your Dragon 2? Yeah, setiap kali ke kondangan, atau ada family gathering gitu, yang ditanya pasti gak jauh dari kapan nikah, Rin? Ini kalo nanyanya dengan ekspresi normal, sekali dua kali, mah ga bakalan bikin emosi. Tapi, emang yang nanya kayaknya punya kecenderungan mancing-mancing buat naikin tanduk. Yang paling parah kalo sudah membanding-bandingkan saya dangan temans yang kini sudah pada bawa anak, apalagi kalo sampe karir yang sama sekali bukan apa-apa ini sampe dibawa-bawa, urgggghhh....

Second, jauh dilubuk hati saya sebenarnya takut menjadi dewasa. Dewasa, ya bukan TUIR, hehehe. Meskipun alasannya sangat g masuk akal, tapiii kok kesannya kalo jadi dewasa itu means kita akan kehilangan kebahagiaan seperti waktu kecil dan remaja dulu. Tons of responsibilities, rules, ethics, and values we should cope with. Sometimes, being adults forces us to fake some smiles, in which I am not good at. I know this unreasonable, but hell yeah I feel this.

MMmm.. apa lagi ya, ada banyak sih, tapi kalo diungkap semua kayaknya ketahuan banget betapa dodol dan lebaynya diriku ini, heheeh... Ya sudah, lompat ke topik lain aja, ya...

Mmmm.. (its my second time typing this Mmmm...*gakpenting) mungkin sebaiknya saya jangan dulu menceritakan ini yaaa... soalnya tiap kali saya ember tentang scholarship atau funded program gitu, saya selalunya g berhasil. Contohnya sudah berapa kali saya mengember tentang AA, tapi ga pernah lolos kan? Tapi waktu saya diam-diam soal apply Stuned, eh malah lolos, hehehe... *Iya, ini murni tahayyul, heheheh. Ya sudahlah, nanti aja ceritanya, ya pas hasilnya sudah ketahuan. Kalo lulus, berarti akan jadi kado ulang tahun yang bagus banget dari Allah, tapi kalau tidak, ya tetep jadi kado juga. Judulnya paket belajar Ikhlas dan tetap Qanaah...

By the way, ada sms masuk dari si Bos, nanya-nanya ini laporan udah nyampe mana, so gotta log out now, maafkweun postingan ga penting ini yaaaa, hehhheeh... Byebye...



Wednesday, November 26, 2014

AAS 2014/2015 Result

Assalamualaikum.wr.wb.

November 15th kemarin, email yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Yup! email dari Australian Award Scholarship. hasilnya adalaaaaahhhhh...... My application was not successful.

Ini sudah kali ketiga saya apply beasiswa dari pemerintah Aussie. Tahun ini persiapannya pun yang paling baik dari dua ksempatan sebelumnya. Tapi yah itu dia, banyak faktor yang menyebabkan saya gagal bahkan untuk dipanggil wawancara dan tes IELTS. Pertarungannya sangan kompetitif, dan mungkin usulan topik penelitian saya yang tidak sesuai dengan target AAS.

Apapun itu, saya tetap bersyukur dan menolak untuk menyerah. Satu pintu tertutup, seribu pintu terbuka. Januari saya berencana memperbaharui sertifikat IELTS saya, dan setelahnya fokus berburu LOA dari universitas di UK, Amerika, New Zealand daaaaan lain-laiiin.

Yeaaaayyyy, ayooo semangaaaat.....


Wednesday, October 29, 2014

Malaikat 5 Menitku

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Pagi mengemas dirinya dengan manis hari ini. Matahari bersinar tidak terlalu menyilaukan,  wangi rumput basah,  menguar lembut.  Aku pun tersapu dejavu.  Pada sebuah titik waktu dimasa dulu.  Persis seperti ini.  Begitu damai dan menentramkan.

Andai saja bisa,  aku ingin membekukan waktu,  5 meniiit saja,  untuk berselimutkan damai ini.  Melupakan bahwa setengah jam dari sekarang,  aku sudah harus berjibaku dengan sederet pekerjaan yang entah kapan ada jedanya.  5 meniit saja.  Karena di waktu yang dulu itu,  di ujung 5 menit dari saat ini,  aku mendapati sosokmu menujuku,  dengan kresekan yang berisi bubur ayam.  Kau tersenyum memaerkan lesung pipitmu,  begitu bersinar tp tidak melukai mataku sedikitpun...

Monday, October 27, 2014

Oktoberku

Assalamualaikum wr.wb.

18:46 dan seperti biasa saya masih di kantor, berjibaku dengan beberapa pekerjaan. Keheningan yang familier menyelimuti. Hanya bunyi dengung AC, dan John Legend yang menyanyikan All of Me berulang-ulang. Ini lagu sejak kemarin resmi menjadi musik favorit saya. Lumayan enak untuk menemani jam-jam lembur.

Oktober ini memberiku banyak hal untuk dikerjakan. Banyak hal untuk dipelajari. Deadline gila-gilaan, I call it adrenaline addiction. Saya mulai menikmatinya meski awal-awal sempat ingin angkat tangan mengibarkan bendera putih, dada by by KUI, I am give up. Untungya hal itu tidak terjadi karena pasti banyak hal positif yang akan saya lewatkan. Alhamdulillah, perasaan positif yang kupelihara sejak dulu telah berakar dengan kokoh sehingga tidak mudah goyah oleh godaan negatif yang seringkali terasa begitu menggiurkan.

Well, yang saya suka dari Oktober adalah kelahiran Gelombang yang telah lama saya dan juga Supernova geeks tunggu-tunggu (saya akan bercerita tentang Gelombang dipostingan yang lain). Hal lain yang mebahagiakan adalah pernikahan seorang sahabat yang akhirnya menemukan belahan jiwanya, partner dalam menjalani sisa hidup. Saya selalu  berbahagia ketika orang yang saya sayangi berbahagia. Senyum mereka menular, menghangatkan hati.

Oktober, sekarang saya berada dipengujung waktumu. Masih tersisa tiga agenda lagi yang harus saya laksanakan. Berbaikhatilah padaku. Dan, November, saya mengetuk pintumu dengan penuh harap. Bukalah pintu-pintu kesempatan dan kirimkanlah kabar gembira itu, jawaban doa-doa yang kuterbangkan ke langit dengan setia...

Wednesday, September 24, 2014

Kecewa

Assalamualaikum.wr.wb.

Huuffttt...
What a daaaaaayyyy.
Hari ini sumpah hectic bgt, ngurus ini itu yang semuanya hampir sendirian. Alhamdulillah sih dikasi kepercayaan untuk jadi ketua panitia untuk Lokakarya Penyusunan SOP KUI UMK. Kali ini yang jadi pemateri adalah Dosen saya dulu. Tapiiii, setresss juga kalau banyak hal tak terduga yang terjadi. Misal yaaa,driver yang tetiba menghilang padahal tamu penting ini udah di Bandara plus "sahabat bulanan" yang datangnya kecepetan, padahal lagi menjamu  yg cukup penting. Yang kedua ini benar-benar sangat mengganggu. Menahan sakit ketika harus lompat kesana kemari mengurus ini itu bukan perkara mudah untuk saya.

Well, kata teman-teman sih acaranya luayan lancar, tapi saya pribadi tdak merasa seperti itu. Jaaaauuuuuhhhh dari harapan saya sebenarnya. Saya marah dan kecewa pada diri sendiri. Saya merasa tidak maksimal dan banyak tidak fokusnya. Saya mengutuk diri untuk itu. Bukan salah miss-communication, bukan pula salah  kerjaan yang tumpang tindih beberapa hari ini.

Ok, skill manajemenku saaangaaat perlu ditingkatkan. Termasuk manajemen emosi. jadikan ini pelajaran berharga untuk kedepannya.....

Sunday, September 21, 2014

Reffrain, Ketika CInta Selalu Pulang

Assalamualaikum.wr.wb.

Cara kerja otak manusia itu unik. Saya kembali mengamini itu pagi ini. Disaat deadline menguntit tanpa kompromi, disaat saya harusnya konsentrasi merampungkan laporan akhir PDP, saat harusnya saya memeriksa proposal PKM mahasiswa, saat harusnya saya ini dan saya itu... saya malah disini, mengetik kata demi kata, mengalihbentukkan suara-suara dalam kepala saya kedalam bentuk tulisan.

Well, bisa ketebak kan dari judulnya, Reffrain ketika cinta selalu pulang. Baru saja saya melahap habis novel ini. Sudah berbulan-bulan lamanya novel ini saya beli atas saran K Tika. "Riiiiiinnn ini buku wajib kamu baca.. lo bangeeeetttt" smsnya waktu itu. AKu tanya kok bisa? Trus katanya kisahnya kamu banget dah, sebelas dua belas sama perahu kertas. Sekarang pilemnya laggi tayang di Bioskop, nonton gih. Saya hanya sempat membalas, "hehehehe" tapi tidak berjanji untuk nonton apalagi baca novelnya. Kalau memang kisahnya benar-benar seperti yang dikatakan K Tika, maka saya memilih tidak menonton atau baca. Takut efeknya seperti perahu kertas. Saya dilanda gloomy dalam waktu yang lama. Yeaaah, perahu kertas, novel karya Ibu Suri Dee, telah secara blak-blakan menceritakan hidupku. Saya merasa sedang menyaksikan kisah hidupku sendiri ketika sedang berlayar bersamanya.


Tapi, kemaren, di Minggu pagi yang menyenangkan, saya berjanji tidak menyentuh laptop untuk urusan pekerjaan. Hari minggu waktunya bersantai, no matter what. Maka, setelah merapikan kamar, sarapan dan mandi pagi, saya iseng menulusuri rak buku. Ada bebrapa novel yang belum kesentuh sama sekali. Lalu, mata saya terantuk pada buku ini. Well, it's been awhile. Why dont  give it a try, kataku dalam hati. Sedetik dua detik, saya menimang-nimang novel ini, menatap lamat-lamat wajah Maudy Ayunda dan Afgan. Mengingat apa yang terjadi beberapa hari ini, I knew that reading it was too risky for me. Tapi, mau sampai kapan? akhirnya saya memutuskan untuk membacanya saja, sekalan ngetes perasaan.



Beberapa chapter pertama, jujur saya agak sedikit bosan. Too teenlit for my age. Tapi tetap saya baca juga, sampai akhirnya ketiduran, hehehe. Pas terbangun, ternyata sudah jam setengah tiga. Saya berancang-ancang untuk melanjutkan membaca ketika SMS dari TIni masuk, katanya mau berkunjung melepas kangen. Karena gak punya rencana kemana-kemana, saya iyakan saja. Sambil menunggu Tini, saya melanjutkan membaca dan baru mau dapat feelnya ketika Ucul menelpon minta ditemani ke Nambo untuk urusan KPNnya. Jadi ceritanya, mereka dapat tugas ambil foto dilaut untuk diupload ke twitter dengan hastag #kembali ke laut. Tapi, mereka kurang satu kendaraan, jadinya memintaku jadi "tukang ojek" mereka, hehehe. Karena katany aini penting, dengan berat hati saya mengabari Tini, kalau acara temu kangennya ditunda dulu. Ga enak sih, tapi mau gimana lagi, jarang-jarang si Ucul ini minta tolong, yang ada saya yang selalu merepotkan dia, hihihihi.

Ok, kembali ke topik semula, pagi ini usai sholat subuh, saya melanjutnya membaca novel ini, lembar demi lembar kuhabiskan tanpa terasa. Semakin mendekati akhir, mata saya semakin berkaca-kaca. Hikshikshiks.... sensasi ini lagiiii. Saya jadi mengerti, ternyata perasaan saya belum berubah sama sekali tak peduli berapa ribu kali saya telah berusaha menyangkal. 4 tahun kebingungan mendefinisakn perasaan ini, 3 Tahun pelarian itu, plus beberapa tahun mencoba berdamai, semuanya ternyata tidak mengantarkan saya kemana-mana. Saya ternyata masih berputar-putar disini saja. Kata anak-anak sekarang gagal mup on, eaaaaa... hahahhaa

Still, at least, at the end, being adult helps me a lot in this situation. Sedikit demi sedikit saya mencoba santai dan let it flow saja. kata Afgan, jodoh pasti bertemu. Saya toh sebenarnya sudah mulai melepaskannya sejak bertahun-tahun lalu. Melepas dia dan juga perasaanku terbang sebebas elang. Sambil membiarkan waktu yang menjawab pertanyaan-pertanyaan kliseku tentang rumah impian yang sering kami selipkan dalam obrolan "tak penting" kami. Kadang saya merasa, ketika ia berbicara tentang rumah impian aka rumah masa depan, saya merasa dia sedang memberi sinyal. Tetapi tentu saja saya tidak ingin geEr. Nah, sekarang saatnya kembali melepaskan, semoga dalam waktu dekat pertanyaan apakah dia melibatkanku dalam bayangan rumah impiannya atau tidak. Terbanglah jauuuuuuuuuuhhhhhhhhh, dan kalau memang saya tempatmu pulang, ketuk saja pintunya dua kali, dan kau akan menemukanku menyeduh teh dan mebuat kue dadar kesukaanmu... :)

Ketika Cinta Selalu Pulang....
It's always been you....



Wednesday, September 17, 2014

Postingan Hari Selasa

Assalamualaikum.wr.wb.

Fiuuuuhh, hari ini lumayan produktif. Ada beberapa list yang berhasil kecentrang, horeee...
Saat ini pun masih duduk manis di kantor, siap-siap mau bikin undangan buat workshop trus habis itu diusahain intip-intip my PDP journal draft.

Saya merasa hidup hari ini, beberapa urusan lancar jaya, pesanan OL tiba tepat waktu, mood Bos lagi bagus, heheh dll dll. Mungkin ada hubungannya dengan doa yang saya rapal saat subuhan tadi. Tadi itu saya minta ga banyak-banyak, cuman minta agar saya dimampukan melaksanakwen tugas dan amanah. Alhamdulillah dijawab sama Dia.

Saya posting ini sebagai selingan istirahat saja sih. Sekarang mau lanjut lagi :)

Monday, September 15, 2014

Physical Attraction

Assalamualaikum.wr.wb.

Yang satu namanya Lucy, yang satu lagi namanya Meridith. Keduanya adalah volunteer muda dari Australia. Saya telah bertemu Meridith 3 kali, yang pertama di Bandara pada saat saya menjemput Jennifer, yang kedua di rumah Anne Marie untuk merayakan ultah K ijeh, dan hari ini ketika keduanya berkunjung ke UMK, mengunjungi Anne dan Jennifer tepatnya.

Sebelumnya, kampus kami telah kedatangan tamu ahli dari Australia untuk membantu di bidang penelitian dan pengajaran Bahasa Inggris. Mereka adalah Anne dan Jennifer. Dari keduanya, saya berkenalan dengan beberapa teman Austrainer yang lain seperti Simon, Leo, Elizabeth, Meridith dan juga Lucy. Austrainers yang datang ini terdiri dari dua kategori. Yang pertama adalah AYAD program (Australian Youth Ambassador for Development), dan AVID (Australian Volunteers for International DEvelopment). Elizabeth, Anne, dan Jen dari AVID, sementara yang lainnya dari AYAD. Sekilas perbedaan kedua program tersebut tampak dari usia. AYAD untuk yang muda, AVID untuk yang lebih senior.

Ada yang menarik danlumayan lucu ketika kedua gadis cantik ini masuk ke ruangan kami. Para pria seketika tak berhenti tersenyum. Pak Ary bahkan hampir tak pernah memalingkan matanya dari mereka, hahaha.. Dasar Pria. Ekpresi yang sama juga terlihat ketika Pak Suhata masuk ke ruangan. Saya tidak akan melupakan mimik wajahnya ketika mengetahui ada mahluk cantik dan MUDA sedang duduk manis dalam ruangan. Bergantian kedua pria ini berusaha memulai percakapan walau dengan Bahasa Inggris yang terbatas. Saya dan K Rahma  hanya bisa menahan senyum. Sedangkan Anne, yang tidak punya prasangka apapun tenang2 saja.

Saya ingat, ketika dulu saya mengabarkan ke teman-teman pria saya ini bahwa satu orang Austrainer lagi akan datang (Jennifer). Mereka waktu itu "memohon" pada saya "Riin, tolong kalau datangkan Bule lagi yang cewek, bawa yang muda dong. Jangan yang sudah senior (maksudnya Anne). Saya waktu itu tersenyum saja padahal saya tahu si Jennifer ini bahkan lebih senior dari Anne, hehehe. Maka, ketika mereka akhirnya bertemu dengan Jenny untuk pertamakali, yang saya perhatikan lebih dulu adalah reaksi dari para lelaki ini, hihihi. Sungguh seandainya bisa saya rekam, akan saya rekam untuk menjad hiburan ketika lagi tidak mood.

Yang bisa saya simpulkan adalah rupanya sifat alami para pria itu ya seperti itu, penampilan fisik itu yang utama. Cantik atau biasa saja. Mereka akan cenderung pada yang cantik dibandingkan yang biasa saja. Perkara nanti mereka akan nyaman (baik itu sebagai kekasih, teman, sahabat) dengan salah satu dari keduanya itu urusan belakangan. Saya jadi teringat komentar saudari2ku yang selalu mewanti-wanti agar saya sebaiknya dan SUDAH SEHARUSNYA lebih memperhatikan penampilan saya. Bagi mereka, untuk ukuran seorang perempuan berumur 29 tahun, masih lajang pula, saya terlalu cuek. Ke kantor cuman pakai bedak seadanya, kadang tidak pakai lipstick, tidak pakai high heels, hanya pakai ransel Eiger saya yang sejak jaman kuliah. Saya sendiri bingung juga, mau bagaimana lagi. Saya orangnya apa adanya, malas ribet untuk hal-hal yang seperti itu. Hal inilah yang sering mereka jadikan alasan mengapa sampai saat ini status saya belum menjadi istri orang, hehehe.

Bagi saya pribadi, tidak harus menjadi cantik dan fashionable kok untuk bisa dapat pasangan hidup. Memang, bagi sebagian besar teman pria saya bilang bahwa perempuan itu harus enak diliat juga selain pintar, baik hati, bla..bla..bla... Tapi, kok segitu banget ya masalah penampilan ini. Bukannya membela sikap saya yang kadang cuek sama penampilan ini ya, tapi bukankah kenyamanan itu bukan ditimbulkan oleh seberapa cantik atau gantengnya seseorang. Saya sendiri nyaman kok sama pria biasa-biasa saja tapi enaaak gitu diajak ngobrol, enak jadi teman diskusi, punya selera humorr yang sama. Saya bisa saja menghabiskan waktu seharian penuh ngobrol dengan pria berwajah sederhana ini ketimbang pria berwajah super duper guanteng tapi ga nyambung diajak ngobrol, ga asik buat berbagi joke. Malas banget.

Jadiii, intinya adalah saya tidak akan mengubah apapun yang mebuat saya nyaman sekarang ini. Saya percaya ada kok pria diluar sana yang akan melihatku secara apa adanya, yang mampu melihat keunikan diriku dan merasa itu cukup untuk melengkapinya. Saya tidak akan menurunkan standar untuk itu. Saya mencintai seseorang dengan sepenuh jiwa hati, melihat dia sebagai suatu karakter yang unik dan apa adanya dan saya berhak mendapatkan pria yang juga berfikiran serupa. Tidak kurang dari itu.

Saturday, September 06, 2014

Untitled

Assalamualaikm.  Wr. Wb.

Bosan itu pembunuh yang kejam,  komandan!  Seharian ini kayaknya dihabiskan untuk menunguuuuu saja,  menunggu giliran persentasi,  menunggu giliran mengomentari ujian proposql mahasiswa,  daan menunggu waktu pulaaang.

Iya,  hari ini moodku kacau balau dari pagi.  Mungkin lantaran bangun telat sampe lupa minum susu dan makan sereal,  hampir ditabrak dan menabrak lebih dari sekali,  dan puncaknya pas hampir jatuh lantaran high heels terkutuk ini.. Mungkin saatnya kembali cuek dengan apa yg orang bilang tentang perempuan wajib pake heels,  urrgghh

Well,  here I am now,  staring nothing but ppt of my students,  trying to focus and not to check the clock every two seconds.  I can barely stand imagining if only I have Doremon's magic tool that can bring me out of here.

Ok,  its nothing actually.  Just forget it and pretend you never red this posting, 

Thursday, September 04, 2014

Only Random Thoughts

Assalamualaikum.wr.wb.

Pills and potionnya Nicky Minaj menemaniku menyusun laporan kemajuan PDP (Penelitian Dosen Pemula) yang akan di monev besok. Ini pengalaman pertamaku di Monev. Kedengarannya agak sedikit menakutkan bagiku, tapi mau gak mau ya harus dihadapi. Hanya persentasi ini. Toh gak akan semenakutkan ujian skripsi atau thesis, yakan? yakan?

Wokeh, sekarang ganti Que Seranya Justice Crew yang mengalun. Sekarang ini lagi sukaaa bgt sama lagu yg dinyayikan band dari Aussie ini. Mentang2 sekarang lagi dumba2 menunggu pengumumannya AAS, semua yang berbau Aussie jadi langsung dapat porsi lebih dari segala sesuatu yg menarik perhatianku.

Ini bukan yg pertama kali, dulu waktu tau lulus beasiswa StuNed, segala yang berbau Belanda sukses menyingkirkan hal-hal lain yang dulunya sangat ku gandrungi, hehehhe. Sampai sekrag pun, kalau ada berita atau apaaa begitu tentang Belanda nongol di tipi, saya langsung loncat, padahal hanya iklan biasa saja, hehehe.

Yes, memang postingan ini sangat jauh dari penting. Hanya karena lagi pengen kabur sejenak dari laporan kemajuan makanya saya iseng curcol disini :). Yowess lah mas, mbak.. mari kerja lagi....

Wassalam







Tuesday, September 02, 2014

PINJAM? KEMBALIKAN!

Asslamualaikum. wr.wb.

Saya ke kampus dengan perasaan ceria tanpa praduga, tanpa beban. Sambil bersenandung kecil, saya memacu si mio menyusuri jalan kantor gubernuran menuju kampus. Intinya adalah: Saya Bahagia.

Setiba di kampus, tanpa curiga, saya membuka pintu, dan berdirilah seorang teman yang satu dua hari ini tidak ingin saya temui, bukan karena sensi atau apa, tapii karena berkas pentingnya (ASLI PULA) belum saya kembalikan dan sialnya berkas itu nyaris berstatus hilang padahal sangat diperlukan untuk akreditasi prodinya (kepanjangan kalimatnya? IYA! MEMANG!).

Maka dengan memasang muka memelas saya berjanji demi apapun untuk mencari berkas itu sampai dapat. Dan supaya tidak berlama-lama menanggung rasa bersalah, saya pun kabur ke Biro Umum (karena kemaren saya melihat berkas itu disitu). Eeehhh si bapak malah ikut sampe sono, dan menekankan kembali betapa pentingnya berkas ASLI itu (wadooohhh, OOm jangan buat tambah merasa bersalah doooong), membuat saya ingin punya ilmu menghilang saat itu juga.

Untungnya, berkas yg saya curigai kemarin itu memang betul-betul ITU, selamatlah sayaaaa, hehhehehehe. Ok, mari membuat janji, Rin. Besok-besok kalau pinjam berkas atau APAPUN itu, langsung kembalikan TEPAT SETELAH SELESAI digunakan (Crossing Finger).


Monday, September 01, 2014

Roller Coaster Feeling (AGAIN)

Assalamualaikum. wr.wb.

Sebelumnya saya pernah posting tentang gimana rasanya diangkat tinggi-tinggi trus tanpa aba-aba 1,2,3 cheers (eh?), langsung dihempas kebumi tanpa ampun. Ya gitu deh, sekarang ini saya mengalami itu lagi. Kemaren (beberapa bulan lalu maksudnya), saya mengirim berkas aplikasi AAS untuk batch tahun 2015/2016. Sebelumnya saya dinominasikan oleh Anne Marrie (austrainer yang bertugas di kampus saya), sebagai salah satu Ph.D candidate. Saya pun sebelumnya telah diundang (dan saya dengan senang hati datang) untuk mengikuti workshop penulisan proposal penelitian di Jakarta. Workshop ini bertujuan untuk menambah ilmu kanuragan dalam "menjerat" calon supervisor, hehhehe. Overall, workshopnya sangat worth it lah, selain segala sesuatunya mulai dari tiket dan akomodasi yang diatas standar saya ditanggung pihak AusAid, ilmunya juga OK pake banget, plus banyak obat mata (baca: abang2 ganteng berkacamata, berkemeja rapi namun lengan digulung, berlensungpipit, dan bersuara syahdu, pokoknya sebelas duabelas dengan AFgaan, #eaaaaa).

My room at Morrisey Hotel

Breakfast


Naaah, pulang dari workshop, perburuan supervisor pun dimulai. Jalannya ga mulus sama sekali, karena kerjaan yang datang silih berganti, belum lagi kena Lee Min Ho syndrom, dan penyakit MALAS. SIngkat cerita, tinggal seminngu sebelum deadline, dan saya masih belum berhasil mendapatkan supervisor. Saya mulai panik cantik. Pasalnya, K Rahma, dan P Ali sudah pada dapat dan saya masih tangan kosooong,, hiks. Parahnya, saya mulai bersoud'zon sama mama yang sedari awal kayaknya ga relaaaaa bgt melepas anak menawannya ini (yang mo gampar, kulo nuwuuun, :P) ke negeri orang sebelum berstatus istri dari seorang lelaki baik hati, tidak sombong dan ramah lingkungan, hehhehe. IYa, akhirnya tiap pulang kantor dan bertemu beliau, tanpa tedeng aling-aling saya "menuduh": "Ma, pasti mama yang doakan nda lulus ttooh?" yang selalu dijawab beliau dengan jawaban diplomasi yang intinya, biarpun mama doakan nda lulus kalo takdirmu di sono, lulus ji itu, huaaaaaaaaa berarti benaaar, mengapaaa ohh mengapaaa (gampar miyyy).....

Ketika saya sudah hampir putus asa, megap-megap ditengah lautan harapan, tetiba saya merasakan "tangan-tangan ajaib" kembali menolong saya. Adalah seorang teman atas nama P Patta yang ketika saya berkeluh kesah perihal supervisor ini, memotivasi saya agar tidak menyerah. Dia menceritakan pengalamannya melamar ke hampir 50 supervisor dan ditolak sampai akhirnya dia menemukan satu yang khilaf, hehehhe. AKhirnya dengan semangat yang sudah sampai diubun-ubun, saya dengan kalapnya mengirim permohonan ke hampir 20 supervisor pada waktu yang bersamaan. ALhamdulillah, dalam waktu 2 hari, saya berhasil mendapatkan 4, sau dari University of Tasmania, Uni of SOuth AUstralia, Griffith Uni dan Uni of Victoria. Ketika mendapat email-email positif itu, hati saya penuh dengan perasaan positif. Bahagiaaaa banget. Sekali lagi, saya bersyukur karena memutuskan tidak menyerah pada detik-detik terakhir.

Tetapi, perjuangan tidak berhenti sampai disitu, pengisian form aplikasi ternyata juga menguras tenaga dan fikiran. Bukannya tidak pernah mengisi form sebelumnya, tetapi entah mengapa, kali ini terasa beda. Ada gemuruh dan ekspektasi yang lebih pada program ini. Entahlah, saya hanya merasa HARUS LULUS, at least sampe wawancara dan tes IELTS. Karenanya, saya meminta bantuan Anne Marie untuk menjadi proofreader untuk aplikasiku ini. It was really frustrated, to be honest. Anne insisted that I had to give my best on it. Yet, in the end, I feel it was really worth it deed. Dan dengan ucapan bismillah, aplikasi itu ku kirim.

Pengumuman kelulusan seleksi berkas dan pemangilan wawancara dan tes IELTS dijadwalkan pada bulan Desember. Tetapi, beberapa minggu yang lalu, saya mendapat telepon dari Mba Devina yang menanyakan berkas saya apakah sudah dikirim atau belum (hal ini hanya berlaku bagi PHD candidate yang dinominasi dari Austrainer, kalau pelamar biasa pasti langsung didiskualifikasi). Saya bilang sudah, dan beliau minta nomor resi. Saya pun mengirim resi itu via email yang dijawab beliau bahwa berkas saya sudah diterima, dan statusnya complete eligible untuk mengikuti proses selanjutnya dari proses seleksi AAS.

Email dari Mb Devina


Sontak, saya bersorak gembira. Yang saya yakini adalah bahwa itu artinya saya lulus berkas dan berhak mengikuti wawancara dan tes IELTS. Saya pun segera ember kepada saudara dan sahabat terdekat saya. Berita itu pun menyebar perlahan namun pasti ke keluarga dan kolega saya. Ucapan selamat baik dilayangkan via sms, telepon mapun secara langsung ketika cipika cipiki. Saya pun mulai mebayangkan BALI. bagaimana saya akan mehabiskan beberapa hari disana, pokonya, intinya, saya dilambung keatasssss... wuataawwww....

Namun..... email dari Anne Marie yang dia forward dari Mba Nindya (staf AUsAid) dalam sekejab menghmepas saya kembali kebumi dengan kejamnya (LEBAY). Di email itu saya menyadari bahwa saya dan mba Devina sebelumnya telah "beda keyakinan" dimana saya yakin tahap selanjutnya adalah wawancara, sedangkan maksud mb Devina adalah seleksi apakah saya berhak ikut  wawancara  atau tidak, hiks...

Email yang menghempaskanku kembali ke bumi


Saya seakan terkena syndrom lumpuh-layu. Perasaan seperti habis nak roller coaster. Naik Turun secara ekstrim. Yang terburuk adalah menimbang-nimbang bagaimana saya harus menjelaskan kepada teman-dan saudara saya????? saya dilanda galau selama 2 hari sebelum akhirnya memutuskan jujur saja, hajar sajalah pokoknya. Dan begitulah, sekali lagi saya patut bersyukur karna dianugerahi saudara dan keluaga yang top markotop dah. Awalnya saya kira mereka akan mengasihani saya atau apa, tapi ternyata, mereka hanya tertawa seolah itu bukan masalah dan meyakinkan saya bahwa memang itu bukan masalah. I really love how they say: "Anggap saja doa, Rin".. Begitu saja dan masalah pun selesai.

Yeaaah, saya sudah curcol cukup panjang, pals. Intinya, saya tidak menyesali segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya, kecewa, senang, semua ada tujuannya semua ada hikmahnya. Ada beberapa butir pelajaran berharga yang saya petik dan akan saya tanam dari pengalaman ini : Baca email baik2, pahami dan renungkan, pahami dan renungkan lagi.. jangan langsung ditelan mentah-mentah, dan jangan EMBER dulu sebelum semuanya jelas, hahahaha

Wassalaaaammm... mohon maap atas segala typo yang bertebaran... :P





Tuesday, March 25, 2014

Pagi yang Menakjubkan

Assalamualaikum. Wr. Wb

Hari ini pagi mengikutkan hujan dalam hadirnya.  Aku menatap takjub dari balik jendela.  Kehangatan dalam selimut dan perasaan relax membuat semuanya indah.  Hari ini tak ada kelas. Alhamdulillah seharian bisa istirahat juga akhirnya.  Sejak kemarin-kemarin rasanya seperti penyiksaan.  Meler yang berkepanjangan disertai batuk ketika harus berdiri cantik di depan kelas,  dengan tatapan haus ilmu dari mahasiswa itu sama sekali bukan hal yang membahagiakan.

Well,  menuruti hukum keseimbangan (ini beneran ada gak ya?  Hehheh), sejatinya semua hal mendapati porsi yang seimbang.  Antara kerja dan istirahat juga harusnya begitu.  Ku akui beberpa bulan terakhir,  aku agak menyepelekan istirahat.  Bukan sok sibuk,  sih. Banyak juga yang lebih padat jadwalnya dariku,  kan?  Tapi begitulah,  mungkin aku tak setangguh mereka dalam hal fisik.  Tidak heran karena kebiasaan pilih2 makananku berdampak pada kurang sehatnya fisik.  Yeah,  tambah lagi daftar 'things must done'ku tahun ini,  usahakan makan sayur,  buah dan ikan lebih banyak dari sebelumnya.

Karena hari ini tak ada kelas,  aku memutuskan memanjakan diri dengan istirahat seharian dan memastikan asupan gizi yang manusiawi. Semoga aku bisa lekas pulih sebelum tanggal 1 april nanti.  Alhamdulillah,  beberapa hari yang lalu,  dapat email dari Ibu Diwya,  yang kerja di AusAid,  yang mengundang para nominated phd candidates untuk ikut workshop penulisan proposal research di hotel Morrissey,  Jakarta.  Thanks to Anne Marrie,  who has nominated me to the AAS selection commitee.  Kesempatan ini tentu saja tidak boleh dilewatkan begitu saja.  Selain ilmunya sangat penting bagi saya yang notabene seorang dosen,  urusan akomodasi dan tiket perjalanan pulang pergi juga akan sepenuhnya ditanggung oleh AusAid.  Jadi,  sayang banget kalau harus gagal karena sakit.

Hmm. .. Awan telah tuntas menurunkan tetes terakhirnya.  Aroma ikan bakar dari dapur sukses membangunkan cacing2 di perutku.  Saatnya melempar selimut dan menyerbu ruang makan,  hehehhe.  Well,  semoga hariku dan harimu menyenangkan,  pals. ...

Nb: to my Garuda,  thx for coming in my dream again.. That's enough to make my day :)

Sunday, March 23, 2014

Masih Tentang My Garuda

Dalam tidurku pada seharian ini,  aku memimpikanmu.
Begitu membahagiakannya sehingga membuatku ingin memaki siapapun itu yang tadi menelponku.

Wednesday, March 19, 2014

Dreamer

Banyak yang menganggap bahwa lagu atau musik tertentu adalah sebuah pensieve yang dapat membuat kita dapat melihat kembali kenangan dengan sangat jelas. Ada juga yan mengibaratkannya seperti mesin waktu,  yang dapat membawa kita kembali ke masa lalu.  Saya trmasuk salah satu yang mempercayai itu.  Makanya,  saya tidak pernah bisa lepas dari musik.  Saya merawat file lagu2 saya dengan sangat baik.  Kapan pun saya ingin kembali ke memori masa lalu,  saya tinggal memutarnya,  dan haaap! !! saya melayang ke masa dulu.

Sekarang ini,  sang pemimpinya gigi sedang menghentak ruang dengarku.  Tanpa terantisipasi,  sosok garudaku menjelma nyata dihadapanku.  Senyumnya seakan mengejek menantangku.  Tangannya melambai-lambaikan formulir aus aid dan new zealand tepat di depan hidungku.  Yeaah,  kesibukan beberapa hari ini memang sempat membuatku menyingkirkan formulir2 itu hingga ke laci paling bawah.  Kini,  setelah urusan sudah sedikit longgar,  aku malah keenakan mengacuhkan mereka.

Padahal,  si Anne Marrie (AusTrainer dari AusAid) telah mengirimkan nominasinya untukku. Aku beruntung,  walau tidak aa jaminan sama sekali bahwa aku akan pasti lulus dalam penawaran kali ini,  tapi paling tidak,  peluangku sedikit lebih besar dari tahun tahun sebelumnya.  Lalu,  mengapa aku seperti dirundung malas untuk mengisi formnya? Well,  alasan kesibukan yang sempat menguras waktu dan tenaga itu tentu tidak apat dijadikan alasan.  Aku ingat Garudaku pernah,  sambil tersenyum yakin,  mengatakan bahwa mimpi,  kalau tidak diperjuangkan sampai titik darah penghabisan,  bukanlah mimpi.

Aku tidak tahu bagainana semesta bekerja,  tapi rasanya selalu ada tangan2 kasat mata yang trus mengingatkan,  mengarahkan dan membangunkanku dikala malas datang mengikat tanpa ampun. Dalam hal ini,  sang pemimpinya gigi dan sosoj garudaku adalah mercusuar yang mengarahkan jalanku ketika mulai menyimpang.  Dan,  dengan semangat baru,  aku menarik formulir2 itu.  Wish me luck,  pals. ..

#teruslah hidup garudaku,  you wont know how you meant for me

Friday, March 14, 2014

Shadow

Hey,  what is this?
I feel butterflies in my stomach everytime I see you
Dunno when exactly this strange feeling started
But,  I am starting to anticipate meeting with you,

My Garuda,  last time I checked,  was atill there,
O God,  this funny feeling turns me crazy
Should woman falling for more than one man be categorized into bitch?
Well,  it seems nightmare will haunt me this whole night. ..

Tuesday, March 11, 2014

Hey, I Miss You

Assalamualaikum wr wb.

Beberapa minggu terakhir,  aku seperti terkena karma.  Aku mulai menyukai beberapa hal yang dulunya ku benci seengah mati.  Film korea salah satunya.  Dulu,  aku selalu yang paling sewot ketika adikku cengengesan tidak jelas demi melihat Lee Min Ho seharian. Aku selalu memandang sinis film2 korea,  dari bahasanya dari alurnya yang gampang tertebak,  dll dll

Kini,  aku seperti kualat akan serapah yang pernah ku lontarkan.  Giliran aku yang sekarang habis di calla karena doyan korea oleh adikku.  Semua bermula dari serial the heirs. Aku seketika jatuh pangling pada Lee min ho itu.  Lalu,  mulailah aku dengan rakusnya melahap beberapa serialnya yang memang sudah ada dari dulu di hardiskku (adikku banyak menyimpan koleksi film koreanya disitu). Aku ibaratnya sedang mengidap demam Lee min ho,  hehhee.  Apalagi dalam serial City Hunter.

Sosok Lee min hoketika masih di Thailand lah yang membuatku seperti terbius.  Bukan apa2, hanya saja sosokdan gayanya sangat mengingatkanku akan seseorang.  Aku menyebutnya Garuda.  Perawakan yg tinggi dan tegap juga rambut yang sedikit gondrong itu benar2 mirip dengannya. Maka,  makin menjadi cotalah aku pada lee min ho ini karena disaat aku tak bisa lagi sesering dulu menatap Garudaku,  setidaknya kerinduanku padanya sedikit terobati oleh pria korea ini.

Ah ya,  Garudaku,  how are you?  Looooong time no see.  Hari ini,  di kendari hujan datang di sore hari.  Katamu waktu itu kau selalu suka hujan di sore hari.  Aroma tanah basah setelah disengat kering seharian membuatmu selalu ingat rumah,  selalu ingin pulang.  Aku ingat kita sangat senang berbicara mengenai rumah. Rumah impian yang terbuat dari cinta dan kasih sayang. Rumah tempat menghabiskan hari tua dalam damai.   Dan,  membicarakan itu denganmu selalu membuat hatiku hangat meski aku juga tak yakin apakah rumah yang kau impikan melibatkan aku di dalamnya atau tidak. Yang pasti,  sepertinya Kita sedang berbagi rahasia setiap membicarakan itu,  dan aku merasa istimewa karenanya.

Hey,  Garudaku i miss you. I really do.

Monday, March 10, 2014

The Netherlands, First Day part 1

Dalam aksen melayu yang kental,  kru pesawat Malaysia Airlines mengumumkan bahwa kami akan segera mendarat di Schipol dengan suhu 2 derajat.  Sekilas ku lihat posisi pesawat di layar,  yah posisinya tepat di atas titik merah yang bertuliskan Schipol. Krasak krusuk penumpang mulai merapikan barang bawaannya.  Aku memutuskan duduk manis dan tenang.  Toh barang bawaanku cuman tas kecil dan novel. Waktu itu jam menunjukkan pukul 6 pagi waktu Amsterdam.  Beda 7 jam dengan kendari yang saat itu pasti sudah jam 1 siang.

Aku turun dari pesawat dengan perasaan lega dan gugup.  Lega karena setelah 12 jam akhirnya bisa menapak bumi lagi,  hehhehe.  Bersama dengan ratusan penumpang lain aku bergerak menuju tempat pengambilan bagasi. Namun, ada kendala di bagian imigrasi.  Seorang petugas berbadan tegap dengan tinggi kira2 lebih dari 2 meter memintaku ikut dengannya.  Wah,  hatiku sempat ketar ketir juga.  Aku teringat beberapa cerita teman yang sempat 'nyangkut' di imigrasi ketika di luar negeri.

Celingak celinguk tidak jelas di bangku antrian, I noticed that many Asian citizen were also asked for further confirmation.  Ada sekelompok pelajar dari China yang hampir nangis menjelaskan sesuatu kepada petugas dengan bahasa Inggris yang pas-pasan,  ada seorang remaja (mungkin anak kuliahan)  dari jepang yang tampak cool dengan gadjetnya,  ada orang vietnam yang komat-kamit di telepon kantor imigrasi,  berbicara pada keluarga atau rekannya untuk datang karena ia sama sekali tak bisa bahasa Inggris maupun Belanda.  Daaaan alhamdulillah,  ternyata ada juga ternyata dari Indonesia.  Aku tahu dari namanya ketika di panggil,  Sri handayani.  Horeee aku tak sendiriiii. .

Dari pada bete menunggu panggilan,  aku memanfaatkan koneksi internet di bandara dan menghubungi temanku,  ibu ely yang sudah lebih dulu berangkat ke sini.  Aku menceritakan padanya bahwa aku telah sampai di Belanda namun trrhenti karena masalah imigrasi.  Beliau menyarankan untuk tetap santai,  yang penting surat2 lengkap semua.  Dan begitulah,  karena kartuku otomatis terkena roaming setibaya di sini,  aku memutuskan tidak menghubungi keluargaku. Lagian aku takut hanya akan menambah kekhawatiran ibuku yang memang sedari awal agak seengah hati melepasku ke sini. Hanya dengan sahabatku Aminah,  aku menumpahkan kekhawatiran. Dia dan aku berkomunikasi lewat WA,  jadi bisa gratisan,  hehheh. 

Kegiatan WAku dengan aminah terhenti saat mbak Sri keluar dari ruang introgasi.  Akupun mendekat dan memperkenalkan diri.  Mba Sri ternyata dari Bali.  Dia,  seperti juga aku baru pertamakali ke sini.  Kalau aku dalam rangka belajar,  dia dalam rangka bertemu suami yang notabene kompeni asli.  Kami pun ngobrol-ngobrol sambil menerka-nerka mengapa kami ditahan disini.  Ternyata,  tadi mba Sri juga ga dibeti penjelasan lasti mengapa ia ditahan.  Ia hanya diminta menghubungi keluarga suaminya.  Selang beberapa menit,  datanglah suami dan ibu mertuanya.  Wowww. . aku langsung disuguhi pemandangan romantis dan mengharukan.  Adegan romantisq seperti di film2, di mana mba Sri berlari ke pelukan suaminya,  berputar putar an diakhiri dengan ciuman mesra.  Awwww. . mari tutup mata. ..

Melihat pertemuan kembali keluarga itu,  akupun tahu diri.  Menjauh sedikit,  memberi ruang bagi mereka.  Dalam hati,  aku sempat sedih juga sih,  karena keluarga si Vietnam juga secara hampir bersamaan datang,  dan brpelukanlah mereka.  Si jepang dan China akhirnya 'dilepas' juga.  Tinggal aku seorang diri dalam sunyi,  tertunduk layu,  meremas jemari,  oooh Mengapah?  Mengapah?  (Lebay,  hahahah). Gag ding,  ga gitu juga kok,  karena ibu mertua mba Sri asli baik banget,  dia menyapaku dan mengajakku minum kopi bareng.  Kopinya didapat dari petugas imigrasi yang dengan ramah menawarkan kami kopi dan roti. Dari pada duduk sendiri,  akupun bergabung dan ga sampai beberapa detik kami telah larut dalam canda tawa,  hmm love is everywhere,  isnt it? Masih larut dalam obtolan hangat dengan mereka, seorang  petugas wanita menghampiriku,  katanya aku sudah bisa pergi.  Sambil merangkulku dengan hangat ia meminta maaf akan adanya ketidaknyamanan ini. Setelah pamitan dengan keluarga Mba Sri,  aku bergegas ke tempat pengambilan bagasi, hanya ada koperku yang berputar2 disitu,  yihuyyyyy aku bebaaaass...

*to be cont. ..

Tok tok tok

Assalamualaikum wr. Wb

Sudah lama sekali.  Berapa bulan? Enam? Tujuh? Ah ya,  sudah lama sekali.  Ya!  Memang!  Banyak sekali peristiwa yang tak terekam.  Yang membahagiakan,  yang mencucurkan keringat kecemasan,  dan yang mengalirkan air mata.  Banyak! Memang!

Dan,  saking lelahnya berdebat dengan isi kepala ini tentang mana yang akan atau harus diposting lebih dulu,  aku memilih menyerahkan segala keputusan pada ujung-ujung jemari tombol2 mana saja yang akan dia tekan lebih dulu.  Jadi,  silahkan ikuti saja jalinan huruf yang merajut kata,  menjelma kalimat dan mengabadi dalam paragraf ini ya temans. ..

Tahun 2013 adalah tahunku.  Aku mengalami banyak hal luar biasa dalam tahun ini.  Aku ingin menyebut 2013 sebagai tahun yang sangat dermawan menjelmakan ingin2ku yang dulu hanya sebatas mimpi.  Di tahun ini,  mimpi2ku akhirnya punya ruang untuk mengejewantah,  mewujud.  Dibuka dengan jalan2 ke Singapura dan Malaysia bersama kawan2 yang mengayakan hatiku,  lalu ada ekspedisi Bromo yang membuka pintu2 pemahaman baru dan menambah lapis2 iman dalam jiwaku. 

Lalu,  pada July,  setelah sempat sangsi bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu, akhirnya aku ujian thesis juga.  Bersamaan dengan teman2 yang telah lebih dulu berlari merampungkan thesis.  Sungguh,  ini sedikit menambah percaya diriku.  Aku yang terseok2 di awal ternyata bisa melesat mengejar mereka,  hehhehe.  Yang menambah manis perjuangan adalah ketika segala doa dan usaha yang telah dijalani selama ini diganjar dengan sertifikat sebagai salah satu lulusan terbaik. 

Aku bahagia dan terharu,  tentu saja. Meski pada akhirnya penasbihan cum laude itu tidak bisa ku terima secara langsung karena pada saat yang bersamaan aku harus berangkat ke Belanda,  mengecap janji manis mimpi yang lain.  Ya,  seperti yang ku posting sebelumnya,  aku lulus beasiswa short course StuNed.  Memang, aku sempat sedikit sedih, betapa melangkah perlahan menuju altar ilmu di mana gelar masterku diberikan adalah doa yang dan janji yang ku ucapkan persis ketika wisuda S1 dulu.  Alhamdulillah,  waktu itu aku lulusan trbaik juga.  Aku ingat sekali,  dalam balutan keharuan saat namaku disebut,  aku berdoa dan berjanji,  tidak akan hanya berhenti disini.  Aku akan melalui sesuatu seperti ini lagi,  maju ke altar dengan penuh kebanggaan,  kembali menjadi salah satu lulusan terbaik.

Yah,  2 tahun dari itu akhirnya aku berhasil memenuhi janji itu. Aku merayakannya dalam perjalanan seorang diri ke Belanda.  Aku tak henti mencubit pipi,  tangan,  apapun itu yang bia meyakinkaku bahwaaku tak sedang bermimpi.  Ku pandangi lekat-lekat tiket dan passportku,  seakan jika berkedip sedikit saja aku akan trbangun bahwa ini hanya mimpi.  Alhamdulillah,  ketika panggilan naik pesawat berkumandang,  aku tersenyum.  Ini bukan mimpi.  Ini perwujudan mimpi.

Maka,  terimakasih 2013 untuk ruang2 yang kau berikan untukku menjelmakan mimpi.  Maaf baru mengabadikanmu saat ini,  kau tau aku orangnya sangat moody,  hehehe. Dan,  hey,  2014! Berbaik2lah padaku,  aku memiliki banyak mimpi tahun ini.  Tak muluk2kok,  'hanya' bertemu my Mr.  Right,  lulus salah satu beasiswa untuk ambil P.hD (melirik formnya AAS,  New Zealand,  USAID,  HEHEHEHE).