Tuesday, March 25, 2014

Pagi yang Menakjubkan

Assalamualaikum. Wr. Wb

Hari ini pagi mengikutkan hujan dalam hadirnya.  Aku menatap takjub dari balik jendela.  Kehangatan dalam selimut dan perasaan relax membuat semuanya indah.  Hari ini tak ada kelas. Alhamdulillah seharian bisa istirahat juga akhirnya.  Sejak kemarin-kemarin rasanya seperti penyiksaan.  Meler yang berkepanjangan disertai batuk ketika harus berdiri cantik di depan kelas,  dengan tatapan haus ilmu dari mahasiswa itu sama sekali bukan hal yang membahagiakan.

Well,  menuruti hukum keseimbangan (ini beneran ada gak ya?  Hehheh), sejatinya semua hal mendapati porsi yang seimbang.  Antara kerja dan istirahat juga harusnya begitu.  Ku akui beberpa bulan terakhir,  aku agak menyepelekan istirahat.  Bukan sok sibuk,  sih. Banyak juga yang lebih padat jadwalnya dariku,  kan?  Tapi begitulah,  mungkin aku tak setangguh mereka dalam hal fisik.  Tidak heran karena kebiasaan pilih2 makananku berdampak pada kurang sehatnya fisik.  Yeah,  tambah lagi daftar 'things must done'ku tahun ini,  usahakan makan sayur,  buah dan ikan lebih banyak dari sebelumnya.

Karena hari ini tak ada kelas,  aku memutuskan memanjakan diri dengan istirahat seharian dan memastikan asupan gizi yang manusiawi. Semoga aku bisa lekas pulih sebelum tanggal 1 april nanti.  Alhamdulillah,  beberapa hari yang lalu,  dapat email dari Ibu Diwya,  yang kerja di AusAid,  yang mengundang para nominated phd candidates untuk ikut workshop penulisan proposal research di hotel Morrissey,  Jakarta.  Thanks to Anne Marrie,  who has nominated me to the AAS selection commitee.  Kesempatan ini tentu saja tidak boleh dilewatkan begitu saja.  Selain ilmunya sangat penting bagi saya yang notabene seorang dosen,  urusan akomodasi dan tiket perjalanan pulang pergi juga akan sepenuhnya ditanggung oleh AusAid.  Jadi,  sayang banget kalau harus gagal karena sakit.

Hmm. .. Awan telah tuntas menurunkan tetes terakhirnya.  Aroma ikan bakar dari dapur sukses membangunkan cacing2 di perutku.  Saatnya melempar selimut dan menyerbu ruang makan,  hehehhe.  Well,  semoga hariku dan harimu menyenangkan,  pals. ...

Nb: to my Garuda,  thx for coming in my dream again.. That's enough to make my day :)

Sunday, March 23, 2014

Masih Tentang My Garuda

Dalam tidurku pada seharian ini,  aku memimpikanmu.
Begitu membahagiakannya sehingga membuatku ingin memaki siapapun itu yang tadi menelponku.

Wednesday, March 19, 2014

Dreamer

Banyak yang menganggap bahwa lagu atau musik tertentu adalah sebuah pensieve yang dapat membuat kita dapat melihat kembali kenangan dengan sangat jelas. Ada juga yan mengibaratkannya seperti mesin waktu,  yang dapat membawa kita kembali ke masa lalu.  Saya trmasuk salah satu yang mempercayai itu.  Makanya,  saya tidak pernah bisa lepas dari musik.  Saya merawat file lagu2 saya dengan sangat baik.  Kapan pun saya ingin kembali ke memori masa lalu,  saya tinggal memutarnya,  dan haaap! !! saya melayang ke masa dulu.

Sekarang ini,  sang pemimpinya gigi sedang menghentak ruang dengarku.  Tanpa terantisipasi,  sosok garudaku menjelma nyata dihadapanku.  Senyumnya seakan mengejek menantangku.  Tangannya melambai-lambaikan formulir aus aid dan new zealand tepat di depan hidungku.  Yeaah,  kesibukan beberapa hari ini memang sempat membuatku menyingkirkan formulir2 itu hingga ke laci paling bawah.  Kini,  setelah urusan sudah sedikit longgar,  aku malah keenakan mengacuhkan mereka.

Padahal,  si Anne Marrie (AusTrainer dari AusAid) telah mengirimkan nominasinya untukku. Aku beruntung,  walau tidak aa jaminan sama sekali bahwa aku akan pasti lulus dalam penawaran kali ini,  tapi paling tidak,  peluangku sedikit lebih besar dari tahun tahun sebelumnya.  Lalu,  mengapa aku seperti dirundung malas untuk mengisi formnya? Well,  alasan kesibukan yang sempat menguras waktu dan tenaga itu tentu tidak apat dijadikan alasan.  Aku ingat Garudaku pernah,  sambil tersenyum yakin,  mengatakan bahwa mimpi,  kalau tidak diperjuangkan sampai titik darah penghabisan,  bukanlah mimpi.

Aku tidak tahu bagainana semesta bekerja,  tapi rasanya selalu ada tangan2 kasat mata yang trus mengingatkan,  mengarahkan dan membangunkanku dikala malas datang mengikat tanpa ampun. Dalam hal ini,  sang pemimpinya gigi dan sosoj garudaku adalah mercusuar yang mengarahkan jalanku ketika mulai menyimpang.  Dan,  dengan semangat baru,  aku menarik formulir2 itu.  Wish me luck,  pals. ..

#teruslah hidup garudaku,  you wont know how you meant for me

Friday, March 14, 2014

Shadow

Hey,  what is this?
I feel butterflies in my stomach everytime I see you
Dunno when exactly this strange feeling started
But,  I am starting to anticipate meeting with you,

My Garuda,  last time I checked,  was atill there,
O God,  this funny feeling turns me crazy
Should woman falling for more than one man be categorized into bitch?
Well,  it seems nightmare will haunt me this whole night. ..

Tuesday, March 11, 2014

Hey, I Miss You

Assalamualaikum wr wb.

Beberapa minggu terakhir,  aku seperti terkena karma.  Aku mulai menyukai beberapa hal yang dulunya ku benci seengah mati.  Film korea salah satunya.  Dulu,  aku selalu yang paling sewot ketika adikku cengengesan tidak jelas demi melihat Lee Min Ho seharian. Aku selalu memandang sinis film2 korea,  dari bahasanya dari alurnya yang gampang tertebak,  dll dll

Kini,  aku seperti kualat akan serapah yang pernah ku lontarkan.  Giliran aku yang sekarang habis di calla karena doyan korea oleh adikku.  Semua bermula dari serial the heirs. Aku seketika jatuh pangling pada Lee min ho itu.  Lalu,  mulailah aku dengan rakusnya melahap beberapa serialnya yang memang sudah ada dari dulu di hardiskku (adikku banyak menyimpan koleksi film koreanya disitu). Aku ibaratnya sedang mengidap demam Lee min ho,  hehhee.  Apalagi dalam serial City Hunter.

Sosok Lee min hoketika masih di Thailand lah yang membuatku seperti terbius.  Bukan apa2, hanya saja sosokdan gayanya sangat mengingatkanku akan seseorang.  Aku menyebutnya Garuda.  Perawakan yg tinggi dan tegap juga rambut yang sedikit gondrong itu benar2 mirip dengannya. Maka,  makin menjadi cotalah aku pada lee min ho ini karena disaat aku tak bisa lagi sesering dulu menatap Garudaku,  setidaknya kerinduanku padanya sedikit terobati oleh pria korea ini.

Ah ya,  Garudaku,  how are you?  Looooong time no see.  Hari ini,  di kendari hujan datang di sore hari.  Katamu waktu itu kau selalu suka hujan di sore hari.  Aroma tanah basah setelah disengat kering seharian membuatmu selalu ingat rumah,  selalu ingin pulang.  Aku ingat kita sangat senang berbicara mengenai rumah. Rumah impian yang terbuat dari cinta dan kasih sayang. Rumah tempat menghabiskan hari tua dalam damai.   Dan,  membicarakan itu denganmu selalu membuat hatiku hangat meski aku juga tak yakin apakah rumah yang kau impikan melibatkan aku di dalamnya atau tidak. Yang pasti,  sepertinya Kita sedang berbagi rahasia setiap membicarakan itu,  dan aku merasa istimewa karenanya.

Hey,  Garudaku i miss you. I really do.

Monday, March 10, 2014

The Netherlands, First Day part 1

Dalam aksen melayu yang kental,  kru pesawat Malaysia Airlines mengumumkan bahwa kami akan segera mendarat di Schipol dengan suhu 2 derajat.  Sekilas ku lihat posisi pesawat di layar,  yah posisinya tepat di atas titik merah yang bertuliskan Schipol. Krasak krusuk penumpang mulai merapikan barang bawaannya.  Aku memutuskan duduk manis dan tenang.  Toh barang bawaanku cuman tas kecil dan novel. Waktu itu jam menunjukkan pukul 6 pagi waktu Amsterdam.  Beda 7 jam dengan kendari yang saat itu pasti sudah jam 1 siang.

Aku turun dari pesawat dengan perasaan lega dan gugup.  Lega karena setelah 12 jam akhirnya bisa menapak bumi lagi,  hehhehe.  Bersama dengan ratusan penumpang lain aku bergerak menuju tempat pengambilan bagasi. Namun, ada kendala di bagian imigrasi.  Seorang petugas berbadan tegap dengan tinggi kira2 lebih dari 2 meter memintaku ikut dengannya.  Wah,  hatiku sempat ketar ketir juga.  Aku teringat beberapa cerita teman yang sempat 'nyangkut' di imigrasi ketika di luar negeri.

Celingak celinguk tidak jelas di bangku antrian, I noticed that many Asian citizen were also asked for further confirmation.  Ada sekelompok pelajar dari China yang hampir nangis menjelaskan sesuatu kepada petugas dengan bahasa Inggris yang pas-pasan,  ada seorang remaja (mungkin anak kuliahan)  dari jepang yang tampak cool dengan gadjetnya,  ada orang vietnam yang komat-kamit di telepon kantor imigrasi,  berbicara pada keluarga atau rekannya untuk datang karena ia sama sekali tak bisa bahasa Inggris maupun Belanda.  Daaaan alhamdulillah,  ternyata ada juga ternyata dari Indonesia.  Aku tahu dari namanya ketika di panggil,  Sri handayani.  Horeee aku tak sendiriiii. .

Dari pada bete menunggu panggilan,  aku memanfaatkan koneksi internet di bandara dan menghubungi temanku,  ibu ely yang sudah lebih dulu berangkat ke sini.  Aku menceritakan padanya bahwa aku telah sampai di Belanda namun trrhenti karena masalah imigrasi.  Beliau menyarankan untuk tetap santai,  yang penting surat2 lengkap semua.  Dan begitulah,  karena kartuku otomatis terkena roaming setibaya di sini,  aku memutuskan tidak menghubungi keluargaku. Lagian aku takut hanya akan menambah kekhawatiran ibuku yang memang sedari awal agak seengah hati melepasku ke sini. Hanya dengan sahabatku Aminah,  aku menumpahkan kekhawatiran. Dia dan aku berkomunikasi lewat WA,  jadi bisa gratisan,  hehheh. 

Kegiatan WAku dengan aminah terhenti saat mbak Sri keluar dari ruang introgasi.  Akupun mendekat dan memperkenalkan diri.  Mba Sri ternyata dari Bali.  Dia,  seperti juga aku baru pertamakali ke sini.  Kalau aku dalam rangka belajar,  dia dalam rangka bertemu suami yang notabene kompeni asli.  Kami pun ngobrol-ngobrol sambil menerka-nerka mengapa kami ditahan disini.  Ternyata,  tadi mba Sri juga ga dibeti penjelasan lasti mengapa ia ditahan.  Ia hanya diminta menghubungi keluarga suaminya.  Selang beberapa menit,  datanglah suami dan ibu mertuanya.  Wowww. . aku langsung disuguhi pemandangan romantis dan mengharukan.  Adegan romantisq seperti di film2, di mana mba Sri berlari ke pelukan suaminya,  berputar putar an diakhiri dengan ciuman mesra.  Awwww. . mari tutup mata. ..

Melihat pertemuan kembali keluarga itu,  akupun tahu diri.  Menjauh sedikit,  memberi ruang bagi mereka.  Dalam hati,  aku sempat sedih juga sih,  karena keluarga si Vietnam juga secara hampir bersamaan datang,  dan brpelukanlah mereka.  Si jepang dan China akhirnya 'dilepas' juga.  Tinggal aku seorang diri dalam sunyi,  tertunduk layu,  meremas jemari,  oooh Mengapah?  Mengapah?  (Lebay,  hahahah). Gag ding,  ga gitu juga kok,  karena ibu mertua mba Sri asli baik banget,  dia menyapaku dan mengajakku minum kopi bareng.  Kopinya didapat dari petugas imigrasi yang dengan ramah menawarkan kami kopi dan roti. Dari pada duduk sendiri,  akupun bergabung dan ga sampai beberapa detik kami telah larut dalam canda tawa,  hmm love is everywhere,  isnt it? Masih larut dalam obtolan hangat dengan mereka, seorang  petugas wanita menghampiriku,  katanya aku sudah bisa pergi.  Sambil merangkulku dengan hangat ia meminta maaf akan adanya ketidaknyamanan ini. Setelah pamitan dengan keluarga Mba Sri,  aku bergegas ke tempat pengambilan bagasi, hanya ada koperku yang berputar2 disitu,  yihuyyyyy aku bebaaaass...

*to be cont. ..

Tok tok tok

Assalamualaikum wr. Wb

Sudah lama sekali.  Berapa bulan? Enam? Tujuh? Ah ya,  sudah lama sekali.  Ya!  Memang!  Banyak sekali peristiwa yang tak terekam.  Yang membahagiakan,  yang mencucurkan keringat kecemasan,  dan yang mengalirkan air mata.  Banyak! Memang!

Dan,  saking lelahnya berdebat dengan isi kepala ini tentang mana yang akan atau harus diposting lebih dulu,  aku memilih menyerahkan segala keputusan pada ujung-ujung jemari tombol2 mana saja yang akan dia tekan lebih dulu.  Jadi,  silahkan ikuti saja jalinan huruf yang merajut kata,  menjelma kalimat dan mengabadi dalam paragraf ini ya temans. ..

Tahun 2013 adalah tahunku.  Aku mengalami banyak hal luar biasa dalam tahun ini.  Aku ingin menyebut 2013 sebagai tahun yang sangat dermawan menjelmakan ingin2ku yang dulu hanya sebatas mimpi.  Di tahun ini,  mimpi2ku akhirnya punya ruang untuk mengejewantah,  mewujud.  Dibuka dengan jalan2 ke Singapura dan Malaysia bersama kawan2 yang mengayakan hatiku,  lalu ada ekspedisi Bromo yang membuka pintu2 pemahaman baru dan menambah lapis2 iman dalam jiwaku. 

Lalu,  pada July,  setelah sempat sangsi bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu, akhirnya aku ujian thesis juga.  Bersamaan dengan teman2 yang telah lebih dulu berlari merampungkan thesis.  Sungguh,  ini sedikit menambah percaya diriku.  Aku yang terseok2 di awal ternyata bisa melesat mengejar mereka,  hehhehe.  Yang menambah manis perjuangan adalah ketika segala doa dan usaha yang telah dijalani selama ini diganjar dengan sertifikat sebagai salah satu lulusan terbaik. 

Aku bahagia dan terharu,  tentu saja. Meski pada akhirnya penasbihan cum laude itu tidak bisa ku terima secara langsung karena pada saat yang bersamaan aku harus berangkat ke Belanda,  mengecap janji manis mimpi yang lain.  Ya,  seperti yang ku posting sebelumnya,  aku lulus beasiswa short course StuNed.  Memang, aku sempat sedikit sedih, betapa melangkah perlahan menuju altar ilmu di mana gelar masterku diberikan adalah doa yang dan janji yang ku ucapkan persis ketika wisuda S1 dulu.  Alhamdulillah,  waktu itu aku lulusan trbaik juga.  Aku ingat sekali,  dalam balutan keharuan saat namaku disebut,  aku berdoa dan berjanji,  tidak akan hanya berhenti disini.  Aku akan melalui sesuatu seperti ini lagi,  maju ke altar dengan penuh kebanggaan,  kembali menjadi salah satu lulusan terbaik.

Yah,  2 tahun dari itu akhirnya aku berhasil memenuhi janji itu. Aku merayakannya dalam perjalanan seorang diri ke Belanda.  Aku tak henti mencubit pipi,  tangan,  apapun itu yang bia meyakinkaku bahwaaku tak sedang bermimpi.  Ku pandangi lekat-lekat tiket dan passportku,  seakan jika berkedip sedikit saja aku akan trbangun bahwa ini hanya mimpi.  Alhamdulillah,  ketika panggilan naik pesawat berkumandang,  aku tersenyum.  Ini bukan mimpi.  Ini perwujudan mimpi.

Maka,  terimakasih 2013 untuk ruang2 yang kau berikan untukku menjelmakan mimpi.  Maaf baru mengabadikanmu saat ini,  kau tau aku orangnya sangat moody,  hehehe. Dan,  hey,  2014! Berbaik2lah padaku,  aku memiliki banyak mimpi tahun ini.  Tak muluk2kok,  'hanya' bertemu my Mr.  Right,  lulus salah satu beasiswa untuk ambil P.hD (melirik formnya AAS,  New Zealand,  USAID,  HEHEHEHE).