Wednesday, September 24, 2014

Kecewa

Assalamualaikum.wr.wb.

Huuffttt...
What a daaaaaayyyy.
Hari ini sumpah hectic bgt, ngurus ini itu yang semuanya hampir sendirian. Alhamdulillah sih dikasi kepercayaan untuk jadi ketua panitia untuk Lokakarya Penyusunan SOP KUI UMK. Kali ini yang jadi pemateri adalah Dosen saya dulu. Tapiiii, setresss juga kalau banyak hal tak terduga yang terjadi. Misal yaaa,driver yang tetiba menghilang padahal tamu penting ini udah di Bandara plus "sahabat bulanan" yang datangnya kecepetan, padahal lagi menjamu  yg cukup penting. Yang kedua ini benar-benar sangat mengganggu. Menahan sakit ketika harus lompat kesana kemari mengurus ini itu bukan perkara mudah untuk saya.

Well, kata teman-teman sih acaranya luayan lancar, tapi saya pribadi tdak merasa seperti itu. Jaaaauuuuuhhhh dari harapan saya sebenarnya. Saya marah dan kecewa pada diri sendiri. Saya merasa tidak maksimal dan banyak tidak fokusnya. Saya mengutuk diri untuk itu. Bukan salah miss-communication, bukan pula salah  kerjaan yang tumpang tindih beberapa hari ini.

Ok, skill manajemenku saaangaaat perlu ditingkatkan. Termasuk manajemen emosi. jadikan ini pelajaran berharga untuk kedepannya.....

Sunday, September 21, 2014

Reffrain, Ketika CInta Selalu Pulang

Assalamualaikum.wr.wb.

Cara kerja otak manusia itu unik. Saya kembali mengamini itu pagi ini. Disaat deadline menguntit tanpa kompromi, disaat saya harusnya konsentrasi merampungkan laporan akhir PDP, saat harusnya saya memeriksa proposal PKM mahasiswa, saat harusnya saya ini dan saya itu... saya malah disini, mengetik kata demi kata, mengalihbentukkan suara-suara dalam kepala saya kedalam bentuk tulisan.

Well, bisa ketebak kan dari judulnya, Reffrain ketika cinta selalu pulang. Baru saja saya melahap habis novel ini. Sudah berbulan-bulan lamanya novel ini saya beli atas saran K Tika. "Riiiiiinnn ini buku wajib kamu baca.. lo bangeeeetttt" smsnya waktu itu. AKu tanya kok bisa? Trus katanya kisahnya kamu banget dah, sebelas dua belas sama perahu kertas. Sekarang pilemnya laggi tayang di Bioskop, nonton gih. Saya hanya sempat membalas, "hehehehe" tapi tidak berjanji untuk nonton apalagi baca novelnya. Kalau memang kisahnya benar-benar seperti yang dikatakan K Tika, maka saya memilih tidak menonton atau baca. Takut efeknya seperti perahu kertas. Saya dilanda gloomy dalam waktu yang lama. Yeaaah, perahu kertas, novel karya Ibu Suri Dee, telah secara blak-blakan menceritakan hidupku. Saya merasa sedang menyaksikan kisah hidupku sendiri ketika sedang berlayar bersamanya.


Tapi, kemaren, di Minggu pagi yang menyenangkan, saya berjanji tidak menyentuh laptop untuk urusan pekerjaan. Hari minggu waktunya bersantai, no matter what. Maka, setelah merapikan kamar, sarapan dan mandi pagi, saya iseng menulusuri rak buku. Ada bebrapa novel yang belum kesentuh sama sekali. Lalu, mata saya terantuk pada buku ini. Well, it's been awhile. Why dont  give it a try, kataku dalam hati. Sedetik dua detik, saya menimang-nimang novel ini, menatap lamat-lamat wajah Maudy Ayunda dan Afgan. Mengingat apa yang terjadi beberapa hari ini, I knew that reading it was too risky for me. Tapi, mau sampai kapan? akhirnya saya memutuskan untuk membacanya saja, sekalan ngetes perasaan.



Beberapa chapter pertama, jujur saya agak sedikit bosan. Too teenlit for my age. Tapi tetap saya baca juga, sampai akhirnya ketiduran, hehehe. Pas terbangun, ternyata sudah jam setengah tiga. Saya berancang-ancang untuk melanjutkan membaca ketika SMS dari TIni masuk, katanya mau berkunjung melepas kangen. Karena gak punya rencana kemana-kemana, saya iyakan saja. Sambil menunggu Tini, saya melanjutkan membaca dan baru mau dapat feelnya ketika Ucul menelpon minta ditemani ke Nambo untuk urusan KPNnya. Jadi ceritanya, mereka dapat tugas ambil foto dilaut untuk diupload ke twitter dengan hastag #kembali ke laut. Tapi, mereka kurang satu kendaraan, jadinya memintaku jadi "tukang ojek" mereka, hehehe. Karena katany aini penting, dengan berat hati saya mengabari Tini, kalau acara temu kangennya ditunda dulu. Ga enak sih, tapi mau gimana lagi, jarang-jarang si Ucul ini minta tolong, yang ada saya yang selalu merepotkan dia, hihihihi.

Ok, kembali ke topik semula, pagi ini usai sholat subuh, saya melanjutnya membaca novel ini, lembar demi lembar kuhabiskan tanpa terasa. Semakin mendekati akhir, mata saya semakin berkaca-kaca. Hikshikshiks.... sensasi ini lagiiii. Saya jadi mengerti, ternyata perasaan saya belum berubah sama sekali tak peduli berapa ribu kali saya telah berusaha menyangkal. 4 tahun kebingungan mendefinisakn perasaan ini, 3 Tahun pelarian itu, plus beberapa tahun mencoba berdamai, semuanya ternyata tidak mengantarkan saya kemana-mana. Saya ternyata masih berputar-putar disini saja. Kata anak-anak sekarang gagal mup on, eaaaaa... hahahhaa

Still, at least, at the end, being adult helps me a lot in this situation. Sedikit demi sedikit saya mencoba santai dan let it flow saja. kata Afgan, jodoh pasti bertemu. Saya toh sebenarnya sudah mulai melepaskannya sejak bertahun-tahun lalu. Melepas dia dan juga perasaanku terbang sebebas elang. Sambil membiarkan waktu yang menjawab pertanyaan-pertanyaan kliseku tentang rumah impian yang sering kami selipkan dalam obrolan "tak penting" kami. Kadang saya merasa, ketika ia berbicara tentang rumah impian aka rumah masa depan, saya merasa dia sedang memberi sinyal. Tetapi tentu saja saya tidak ingin geEr. Nah, sekarang saatnya kembali melepaskan, semoga dalam waktu dekat pertanyaan apakah dia melibatkanku dalam bayangan rumah impiannya atau tidak. Terbanglah jauuuuuuuuuuhhhhhhhhh, dan kalau memang saya tempatmu pulang, ketuk saja pintunya dua kali, dan kau akan menemukanku menyeduh teh dan mebuat kue dadar kesukaanmu... :)

Ketika Cinta Selalu Pulang....
It's always been you....



Wednesday, September 17, 2014

Postingan Hari Selasa

Assalamualaikum.wr.wb.

Fiuuuuhh, hari ini lumayan produktif. Ada beberapa list yang berhasil kecentrang, horeee...
Saat ini pun masih duduk manis di kantor, siap-siap mau bikin undangan buat workshop trus habis itu diusahain intip-intip my PDP journal draft.

Saya merasa hidup hari ini, beberapa urusan lancar jaya, pesanan OL tiba tepat waktu, mood Bos lagi bagus, heheh dll dll. Mungkin ada hubungannya dengan doa yang saya rapal saat subuhan tadi. Tadi itu saya minta ga banyak-banyak, cuman minta agar saya dimampukan melaksanakwen tugas dan amanah. Alhamdulillah dijawab sama Dia.

Saya posting ini sebagai selingan istirahat saja sih. Sekarang mau lanjut lagi :)

Monday, September 15, 2014

Physical Attraction

Assalamualaikum.wr.wb.

Yang satu namanya Lucy, yang satu lagi namanya Meridith. Keduanya adalah volunteer muda dari Australia. Saya telah bertemu Meridith 3 kali, yang pertama di Bandara pada saat saya menjemput Jennifer, yang kedua di rumah Anne Marie untuk merayakan ultah K ijeh, dan hari ini ketika keduanya berkunjung ke UMK, mengunjungi Anne dan Jennifer tepatnya.

Sebelumnya, kampus kami telah kedatangan tamu ahli dari Australia untuk membantu di bidang penelitian dan pengajaran Bahasa Inggris. Mereka adalah Anne dan Jennifer. Dari keduanya, saya berkenalan dengan beberapa teman Austrainer yang lain seperti Simon, Leo, Elizabeth, Meridith dan juga Lucy. Austrainers yang datang ini terdiri dari dua kategori. Yang pertama adalah AYAD program (Australian Youth Ambassador for Development), dan AVID (Australian Volunteers for International DEvelopment). Elizabeth, Anne, dan Jen dari AVID, sementara yang lainnya dari AYAD. Sekilas perbedaan kedua program tersebut tampak dari usia. AYAD untuk yang muda, AVID untuk yang lebih senior.

Ada yang menarik danlumayan lucu ketika kedua gadis cantik ini masuk ke ruangan kami. Para pria seketika tak berhenti tersenyum. Pak Ary bahkan hampir tak pernah memalingkan matanya dari mereka, hahaha.. Dasar Pria. Ekpresi yang sama juga terlihat ketika Pak Suhata masuk ke ruangan. Saya tidak akan melupakan mimik wajahnya ketika mengetahui ada mahluk cantik dan MUDA sedang duduk manis dalam ruangan. Bergantian kedua pria ini berusaha memulai percakapan walau dengan Bahasa Inggris yang terbatas. Saya dan K Rahma  hanya bisa menahan senyum. Sedangkan Anne, yang tidak punya prasangka apapun tenang2 saja.

Saya ingat, ketika dulu saya mengabarkan ke teman-teman pria saya ini bahwa satu orang Austrainer lagi akan datang (Jennifer). Mereka waktu itu "memohon" pada saya "Riin, tolong kalau datangkan Bule lagi yang cewek, bawa yang muda dong. Jangan yang sudah senior (maksudnya Anne). Saya waktu itu tersenyum saja padahal saya tahu si Jennifer ini bahkan lebih senior dari Anne, hehehe. Maka, ketika mereka akhirnya bertemu dengan Jenny untuk pertamakali, yang saya perhatikan lebih dulu adalah reaksi dari para lelaki ini, hihihi. Sungguh seandainya bisa saya rekam, akan saya rekam untuk menjad hiburan ketika lagi tidak mood.

Yang bisa saya simpulkan adalah rupanya sifat alami para pria itu ya seperti itu, penampilan fisik itu yang utama. Cantik atau biasa saja. Mereka akan cenderung pada yang cantik dibandingkan yang biasa saja. Perkara nanti mereka akan nyaman (baik itu sebagai kekasih, teman, sahabat) dengan salah satu dari keduanya itu urusan belakangan. Saya jadi teringat komentar saudari2ku yang selalu mewanti-wanti agar saya sebaiknya dan SUDAH SEHARUSNYA lebih memperhatikan penampilan saya. Bagi mereka, untuk ukuran seorang perempuan berumur 29 tahun, masih lajang pula, saya terlalu cuek. Ke kantor cuman pakai bedak seadanya, kadang tidak pakai lipstick, tidak pakai high heels, hanya pakai ransel Eiger saya yang sejak jaman kuliah. Saya sendiri bingung juga, mau bagaimana lagi. Saya orangnya apa adanya, malas ribet untuk hal-hal yang seperti itu. Hal inilah yang sering mereka jadikan alasan mengapa sampai saat ini status saya belum menjadi istri orang, hehehe.

Bagi saya pribadi, tidak harus menjadi cantik dan fashionable kok untuk bisa dapat pasangan hidup. Memang, bagi sebagian besar teman pria saya bilang bahwa perempuan itu harus enak diliat juga selain pintar, baik hati, bla..bla..bla... Tapi, kok segitu banget ya masalah penampilan ini. Bukannya membela sikap saya yang kadang cuek sama penampilan ini ya, tapi bukankah kenyamanan itu bukan ditimbulkan oleh seberapa cantik atau gantengnya seseorang. Saya sendiri nyaman kok sama pria biasa-biasa saja tapi enaaak gitu diajak ngobrol, enak jadi teman diskusi, punya selera humorr yang sama. Saya bisa saja menghabiskan waktu seharian penuh ngobrol dengan pria berwajah sederhana ini ketimbang pria berwajah super duper guanteng tapi ga nyambung diajak ngobrol, ga asik buat berbagi joke. Malas banget.

Jadiii, intinya adalah saya tidak akan mengubah apapun yang mebuat saya nyaman sekarang ini. Saya percaya ada kok pria diluar sana yang akan melihatku secara apa adanya, yang mampu melihat keunikan diriku dan merasa itu cukup untuk melengkapinya. Saya tidak akan menurunkan standar untuk itu. Saya mencintai seseorang dengan sepenuh jiwa hati, melihat dia sebagai suatu karakter yang unik dan apa adanya dan saya berhak mendapatkan pria yang juga berfikiran serupa. Tidak kurang dari itu.

Saturday, September 06, 2014

Untitled

Assalamualaikm.  Wr. Wb.

Bosan itu pembunuh yang kejam,  komandan!  Seharian ini kayaknya dihabiskan untuk menunguuuuu saja,  menunggu giliran persentasi,  menunggu giliran mengomentari ujian proposql mahasiswa,  daan menunggu waktu pulaaang.

Iya,  hari ini moodku kacau balau dari pagi.  Mungkin lantaran bangun telat sampe lupa minum susu dan makan sereal,  hampir ditabrak dan menabrak lebih dari sekali,  dan puncaknya pas hampir jatuh lantaran high heels terkutuk ini.. Mungkin saatnya kembali cuek dengan apa yg orang bilang tentang perempuan wajib pake heels,  urrgghh

Well,  here I am now,  staring nothing but ppt of my students,  trying to focus and not to check the clock every two seconds.  I can barely stand imagining if only I have Doremon's magic tool that can bring me out of here.

Ok,  its nothing actually.  Just forget it and pretend you never red this posting, 

Thursday, September 04, 2014

Only Random Thoughts

Assalamualaikum.wr.wb.

Pills and potionnya Nicky Minaj menemaniku menyusun laporan kemajuan PDP (Penelitian Dosen Pemula) yang akan di monev besok. Ini pengalaman pertamaku di Monev. Kedengarannya agak sedikit menakutkan bagiku, tapi mau gak mau ya harus dihadapi. Hanya persentasi ini. Toh gak akan semenakutkan ujian skripsi atau thesis, yakan? yakan?

Wokeh, sekarang ganti Que Seranya Justice Crew yang mengalun. Sekarang ini lagi sukaaa bgt sama lagu yg dinyayikan band dari Aussie ini. Mentang2 sekarang lagi dumba2 menunggu pengumumannya AAS, semua yang berbau Aussie jadi langsung dapat porsi lebih dari segala sesuatu yg menarik perhatianku.

Ini bukan yg pertama kali, dulu waktu tau lulus beasiswa StuNed, segala yang berbau Belanda sukses menyingkirkan hal-hal lain yang dulunya sangat ku gandrungi, hehehhe. Sampai sekrag pun, kalau ada berita atau apaaa begitu tentang Belanda nongol di tipi, saya langsung loncat, padahal hanya iklan biasa saja, hehehe.

Yes, memang postingan ini sangat jauh dari penting. Hanya karena lagi pengen kabur sejenak dari laporan kemajuan makanya saya iseng curcol disini :). Yowess lah mas, mbak.. mari kerja lagi....

Wassalam







Tuesday, September 02, 2014

PINJAM? KEMBALIKAN!

Asslamualaikum. wr.wb.

Saya ke kampus dengan perasaan ceria tanpa praduga, tanpa beban. Sambil bersenandung kecil, saya memacu si mio menyusuri jalan kantor gubernuran menuju kampus. Intinya adalah: Saya Bahagia.

Setiba di kampus, tanpa curiga, saya membuka pintu, dan berdirilah seorang teman yang satu dua hari ini tidak ingin saya temui, bukan karena sensi atau apa, tapii karena berkas pentingnya (ASLI PULA) belum saya kembalikan dan sialnya berkas itu nyaris berstatus hilang padahal sangat diperlukan untuk akreditasi prodinya (kepanjangan kalimatnya? IYA! MEMANG!).

Maka dengan memasang muka memelas saya berjanji demi apapun untuk mencari berkas itu sampai dapat. Dan supaya tidak berlama-lama menanggung rasa bersalah, saya pun kabur ke Biro Umum (karena kemaren saya melihat berkas itu disitu). Eeehhh si bapak malah ikut sampe sono, dan menekankan kembali betapa pentingnya berkas ASLI itu (wadooohhh, OOm jangan buat tambah merasa bersalah doooong), membuat saya ingin punya ilmu menghilang saat itu juga.

Untungnya, berkas yg saya curigai kemarin itu memang betul-betul ITU, selamatlah sayaaaa, hehhehehehe. Ok, mari membuat janji, Rin. Besok-besok kalau pinjam berkas atau APAPUN itu, langsung kembalikan TEPAT SETELAH SELESAI digunakan (Crossing Finger).


Monday, September 01, 2014

Roller Coaster Feeling (AGAIN)

Assalamualaikum. wr.wb.

Sebelumnya saya pernah posting tentang gimana rasanya diangkat tinggi-tinggi trus tanpa aba-aba 1,2,3 cheers (eh?), langsung dihempas kebumi tanpa ampun. Ya gitu deh, sekarang ini saya mengalami itu lagi. Kemaren (beberapa bulan lalu maksudnya), saya mengirim berkas aplikasi AAS untuk batch tahun 2015/2016. Sebelumnya saya dinominasikan oleh Anne Marrie (austrainer yang bertugas di kampus saya), sebagai salah satu Ph.D candidate. Saya pun sebelumnya telah diundang (dan saya dengan senang hati datang) untuk mengikuti workshop penulisan proposal penelitian di Jakarta. Workshop ini bertujuan untuk menambah ilmu kanuragan dalam "menjerat" calon supervisor, hehhehe. Overall, workshopnya sangat worth it lah, selain segala sesuatunya mulai dari tiket dan akomodasi yang diatas standar saya ditanggung pihak AusAid, ilmunya juga OK pake banget, plus banyak obat mata (baca: abang2 ganteng berkacamata, berkemeja rapi namun lengan digulung, berlensungpipit, dan bersuara syahdu, pokoknya sebelas duabelas dengan AFgaan, #eaaaaa).

My room at Morrisey Hotel

Breakfast


Naaah, pulang dari workshop, perburuan supervisor pun dimulai. Jalannya ga mulus sama sekali, karena kerjaan yang datang silih berganti, belum lagi kena Lee Min Ho syndrom, dan penyakit MALAS. SIngkat cerita, tinggal seminngu sebelum deadline, dan saya masih belum berhasil mendapatkan supervisor. Saya mulai panik cantik. Pasalnya, K Rahma, dan P Ali sudah pada dapat dan saya masih tangan kosooong,, hiks. Parahnya, saya mulai bersoud'zon sama mama yang sedari awal kayaknya ga relaaaaa bgt melepas anak menawannya ini (yang mo gampar, kulo nuwuuun, :P) ke negeri orang sebelum berstatus istri dari seorang lelaki baik hati, tidak sombong dan ramah lingkungan, hehhehe. IYa, akhirnya tiap pulang kantor dan bertemu beliau, tanpa tedeng aling-aling saya "menuduh": "Ma, pasti mama yang doakan nda lulus ttooh?" yang selalu dijawab beliau dengan jawaban diplomasi yang intinya, biarpun mama doakan nda lulus kalo takdirmu di sono, lulus ji itu, huaaaaaaaaa berarti benaaar, mengapaaa ohh mengapaaa (gampar miyyy).....

Ketika saya sudah hampir putus asa, megap-megap ditengah lautan harapan, tetiba saya merasakan "tangan-tangan ajaib" kembali menolong saya. Adalah seorang teman atas nama P Patta yang ketika saya berkeluh kesah perihal supervisor ini, memotivasi saya agar tidak menyerah. Dia menceritakan pengalamannya melamar ke hampir 50 supervisor dan ditolak sampai akhirnya dia menemukan satu yang khilaf, hehehhe. AKhirnya dengan semangat yang sudah sampai diubun-ubun, saya dengan kalapnya mengirim permohonan ke hampir 20 supervisor pada waktu yang bersamaan. ALhamdulillah, dalam waktu 2 hari, saya berhasil mendapatkan 4, sau dari University of Tasmania, Uni of SOuth AUstralia, Griffith Uni dan Uni of Victoria. Ketika mendapat email-email positif itu, hati saya penuh dengan perasaan positif. Bahagiaaaa banget. Sekali lagi, saya bersyukur karena memutuskan tidak menyerah pada detik-detik terakhir.

Tetapi, perjuangan tidak berhenti sampai disitu, pengisian form aplikasi ternyata juga menguras tenaga dan fikiran. Bukannya tidak pernah mengisi form sebelumnya, tetapi entah mengapa, kali ini terasa beda. Ada gemuruh dan ekspektasi yang lebih pada program ini. Entahlah, saya hanya merasa HARUS LULUS, at least sampe wawancara dan tes IELTS. Karenanya, saya meminta bantuan Anne Marie untuk menjadi proofreader untuk aplikasiku ini. It was really frustrated, to be honest. Anne insisted that I had to give my best on it. Yet, in the end, I feel it was really worth it deed. Dan dengan ucapan bismillah, aplikasi itu ku kirim.

Pengumuman kelulusan seleksi berkas dan pemangilan wawancara dan tes IELTS dijadwalkan pada bulan Desember. Tetapi, beberapa minggu yang lalu, saya mendapat telepon dari Mba Devina yang menanyakan berkas saya apakah sudah dikirim atau belum (hal ini hanya berlaku bagi PHD candidate yang dinominasi dari Austrainer, kalau pelamar biasa pasti langsung didiskualifikasi). Saya bilang sudah, dan beliau minta nomor resi. Saya pun mengirim resi itu via email yang dijawab beliau bahwa berkas saya sudah diterima, dan statusnya complete eligible untuk mengikuti proses selanjutnya dari proses seleksi AAS.

Email dari Mb Devina


Sontak, saya bersorak gembira. Yang saya yakini adalah bahwa itu artinya saya lulus berkas dan berhak mengikuti wawancara dan tes IELTS. Saya pun segera ember kepada saudara dan sahabat terdekat saya. Berita itu pun menyebar perlahan namun pasti ke keluarga dan kolega saya. Ucapan selamat baik dilayangkan via sms, telepon mapun secara langsung ketika cipika cipiki. Saya pun mulai mebayangkan BALI. bagaimana saya akan mehabiskan beberapa hari disana, pokonya, intinya, saya dilambung keatasssss... wuataawwww....

Namun..... email dari Anne Marie yang dia forward dari Mba Nindya (staf AUsAid) dalam sekejab menghmepas saya kembali kebumi dengan kejamnya (LEBAY). Di email itu saya menyadari bahwa saya dan mba Devina sebelumnya telah "beda keyakinan" dimana saya yakin tahap selanjutnya adalah wawancara, sedangkan maksud mb Devina adalah seleksi apakah saya berhak ikut  wawancara  atau tidak, hiks...

Email yang menghempaskanku kembali ke bumi


Saya seakan terkena syndrom lumpuh-layu. Perasaan seperti habis nak roller coaster. Naik Turun secara ekstrim. Yang terburuk adalah menimbang-nimbang bagaimana saya harus menjelaskan kepada teman-dan saudara saya????? saya dilanda galau selama 2 hari sebelum akhirnya memutuskan jujur saja, hajar sajalah pokoknya. Dan begitulah, sekali lagi saya patut bersyukur karna dianugerahi saudara dan keluaga yang top markotop dah. Awalnya saya kira mereka akan mengasihani saya atau apa, tapi ternyata, mereka hanya tertawa seolah itu bukan masalah dan meyakinkan saya bahwa memang itu bukan masalah. I really love how they say: "Anggap saja doa, Rin".. Begitu saja dan masalah pun selesai.

Yeaaah, saya sudah curcol cukup panjang, pals. Intinya, saya tidak menyesali segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya, kecewa, senang, semua ada tujuannya semua ada hikmahnya. Ada beberapa butir pelajaran berharga yang saya petik dan akan saya tanam dari pengalaman ini : Baca email baik2, pahami dan renungkan, pahami dan renungkan lagi.. jangan langsung ditelan mentah-mentah, dan jangan EMBER dulu sebelum semuanya jelas, hahahaha

Wassalaaaammm... mohon maap atas segala typo yang bertebaran... :P