Tuesday, May 30, 2017



Dan laut selalu punya tempat di hatiku.
Pada birunya aku mengerti damainya sebuah penerimaan.
Pada gelombangnya aku belajar berdamai dengan amarahku.
Pada kedalamannya aku melarung banyak rahasia.
Selayaknya aku mencintainya dengan kedalaman yang sama.

Friday, May 26, 2017

Sepertinya, aku sedang menikmati perasaan nostalgic beberapa hari terakhir ini. Mulai dari kembali menonyon film-film lawas, melihat foto-foto lama, dan sekarang menikmati lagu-lagu jaman SMA. Aku suka sensasinya. Aku mellow dan gembira dalam waktu yang bersamaan. Tidak, bukan berarti aku tidak mensyukuri hari ini dan ingin kembali ke masa itu. Sama sekali tidak. Aku hanya takjub pada kenyataan bahwa aku sudah tua sejauh ini ternyata.

Saat ini, Ternyata Mimpi dan Bunga nya Naff ganti2an memenuhi ruang dengarku (eastagaaaa ruang dengaaaar, duh istilah iniii, wkwkwk). Teringat jaman duluuu sekali, saat radio masih berjaya, aku selalu meminta Agus, sahabatku semasa SMA yang notabene penyiar di salah satu radio terkeren di Kendari, untuk memutarkan lagu ini kalau lagi siaran, hehehe. Kalo gak salah aku juga pernah minta direkamin lagu kompilasi lagu yang lagi hits banget saat itu (enaknya punya teman penyiar, :p).

"Bertanya mengapa harus terjadi...
Mengoyak ukiran janji hati..
Maafkan, ku terlena wangi dunia... "

Duh, ini lagunya enak banget. Ingatanku terbang pada saat mendengarkan lagu ini dari walkman sambil liatin anak2 basket main di sore hari. Kelasku di lantai 2 dan sambil menunggu pak guru dateng ngasih les, aku dan teman2 cewek lainnya cekikikan genit demi melihat idola kami tanding,hehehe. Ah masa2 putih abu2 itu sudah lama sekali. Belasan tahun audah berlalu. Hidup telah membawa kami tercerai berai meraih mimpi masing2. Sesekali dalam setahun kami biasanya mengusahakan kumpul untuk merawat ingatan dan kehangatan masa2 SMA. Lebaran akan selalu menjadi sangat seru dan haru. Kami akan selalu membahas kisah konyol kami yang tak pernah bosan diulang2 dan ditertawakan bersama. Pada saat2 itu, kami akan bersama2 mengunjungi rumah bapak ibu guru kami, yang dulu, di kelasnya, kami kadang jadi anak bandel. Dan betapa bapak/ibu guru kami dengan tulus telah memafkan dan selalu mendoakan kebaikan untuk kami. Duh, ini bikin berkaca-kaca, sih...

"Kau bunga.. Nan semerbak, tebarkan aroma cinta.. Membuai hatiku, menyentuh relung jiwaku... "

Dan aaah lagu ini... Mengantarkan aku memasuki ruang memory yang lain. Saat seseorang itu, sepulang sekolah menunggu di depan kelas,  dengan malu2 mengajakku nonton di bioskop besok sore, yang kuiyakan juga dengan malu2.. heheehe. 

Wednesday, May 24, 2017

Having Fun at Noah's Ark, Bristol

Bristol hari itu, Senin 15 Mei 2017, sedang dipeluk oleh gerimis. Auranya bukan seperti yang biasanya kusuka. Mungkin karena lagi kena PMS atau jenuh dengan bacaaan jurnal, hujan di luar malah bikin gloomy. Bawaannya pengen ngetem di bawah duvey sambil nonton film-film lama (oh ya, akhir-akhir ini aku lagi seneng banget nonton film lawas). Tapi, kenyataannya aku sedang di perpus hari itu, mencoba membereskan draft essay yang aku targetkan bisa kelar secepatnya (Soalnya mau ada unit lagi yang harus dipersiapkan dan yang paling PENTING adalah karena mau Cornwall trip akhir bulan ini, huhuhuyyyy_maapkwen motivasiku ya Allah). Mataku terasa kian berat seiring usahaku menentukan approach apa yang akan kupakai dalam menganalisis fenomena global higher education di Indonesia ketika pop up WA di ujung atas layar lappyku muncul. Dari Daryl. "Teh, ntar 3.30 ngapain?" Aku mengendus adanya ajakan main atau makan, dan mataku otomatis menyala kembali, hahaha. "Gak ada. Adapakah?" tanyaku. Lalu diajaknya aku ke acara afternoon teanya BISC (singkatan dari Bristol International Students Community). Dengan sedikit mengabaikan rasa bersalah pada draft essay ini, aku mengiyakan ajakan Daryl, hehehe... "Eh, Ryl, aku ajak Irna juga yaa" dan kata Daryl "Ajak teh ajaaaaaak"

Bertiga kami menikmati cemilan cepuluh yang enywak-enywak itu sambil ngobrol ringan dengan mahasiswa internasional lainnya. Kebanyakan sih dari Asia namun ada juga dari Eropa. Kali ini, gerimis di luar jadi sangat menyenangkan. Berbagi tawa memang selalu menyenangkan, kan? Tak lama kemudian, seorang staff yang sangat ramah berdiri dan mengumumkan bahwa Sabtu nanti (20 Mei) akan ada kunjungan ke Noah's Ark. Tiketnya bisa dibilang sangat murah (cuman £9 sudah include transportasi padahal biasanya £19 untuk orang dewasa). Demi mendengar ini, Daryl langsung bersorak gembira dan dengan binar mata yang sangat sulit ditolak, dia memaksa mengajakku untuk ikutan. Aku sempat kepikiran sama si draft ini dan juga kesehatan ATM tapi si Daryl berhasil meyakinkan bahwa ini bakal worth it banget dan bahwa Noah's Ark ini beda banget sama Bristol Zoo dan embel-embel tiket terbatas kalau ga buruan bisa kehabisan dan yang terpenting adalah rayuan pulau kelapa akan dimasakin lunch sama doi, hehehe. Dasarnya juga aku orangnya murahan gampang dibujuk, jadilah aku mau juga. Si Irna juga kami bujuk biar mau ikutan, hehehe. Oh iya lebih lengkap tentang Noah's Arch ini bisa diliat di sini.

Sabtu, 20 Mei 2017 pukul 8 pagi, langit Bristol cerah ceria. Tapi ya dasar UK's whether itu sangat moody a.k.a unpredicatble pukul 9 si gerimis turun lagi. Tak apalah, semoga di sananya cerah. Kami kumpul di BISC sesuai waktu yang ditentukan dan berangkat tepat waktu. Oh iya, ternyata Salim juga daftar kemaren. Uhuyyy bakal tambah seru nih. Kami berempat lalu ditempatkan semobil. Yang jadi drivernya Bapak super ramah yang banyak bercerita tentang Bristol dan sejarahnya kepada kami. Perjalanan kami tempuh selama kurang dari 30 menit. Dekat banget ternyata. Kami rombongan pertama yang sampai. Seperti biasa, kami selfie-selfie berempat sambil menunggu yang lain datang. Setelah semua berkumpul, kami pun diberi pengarahan lagi beberapa menit daaaaaaan petualangaaaan pun dimulaaaiiii, sodara-sodara...



A mandatory groupfie, hehhe..
left to right: Salim, Daryl, irna, dan Bidadari

Begitu masuk area farming ini, kami langsung dibuat jatuh cinta sama sekumpulan meerkat yang unch banget. Si Daryl sama Irna sama aku juga betaaah banget memandangi mereka. Seperti biasa, teriakan2 yang sama sekali tidak melambangkan umur dan kualifikasi pendidikan keluar dari mulut kami bertiga, hehhe. Salim (sebagai satu-satunya yang agak waras diantara kami) cuman bisa geleng-geleng kepala sambil menahan malu, wkwkk. Trus lanjut masuk ke area reptil (dan akhirnya aku liat buaya juga di Bristol, yeaaaayyyy), trus ke baboon, trus makan trus lanjut liat gajah, dll. Liat gambarnya aja ya...

Yang bikin kami jatuh cinta, hehhe








Bayi jerapah ini baru berumur 9 hari, lhooo.. lucu yaa..




Buayaaaaa



Babinya imut gini


Yang menyenangkan jalan bareng rombongan kali ini adalah fakta bahwa Irna adalah dokter hewan dan Daryl yang adalah anak biologi dengan wawasan dan pengetahuan yang sangaaat luas. Sepanjang tour, Salim dan aku disuply dengan informasi ilmiah mengenai animals yang sedang kami dengan cara yang sangat ringan dan pake Bahasa Indonesia, hehehhe. Ih hewan-hewan ini lucuuu banget semuanya. Trus kami juga dibuat takjub oleh manajemen zoo ini. Animal enclosurenya gila banget. Hewan yang ada di sini hidupnya sangat layak. Space untuk penghuninya luas dan bersih serta sebisa mungkin mengadopsi habitat aslinya. Kesadaran akan animal welfare sangat tinggi. Bukan hanya oleh pihak manajemen tetapi juga karena pengunjungnya yang bisa dibilang sangat well-educated masalah beginian. Jika ada indikasi kesalahan treatment kepada para hewan, pengunjung bisa protes dan menuntut pihak pengelola. Jadi, quality controlnya benar-benar menyeluruh dilakukan oleh semua pihak. Duh, di Indo kapan bisa kayak gini ya? Mudah-mudahan secepatnya, aamiin (sambil menatap Irna dan membayangkan Yeyes, hehehe)


Ada yang bikin ngakak pas liat ini. Tiba-tiba Salim, yang berdiri di sampingku nyeletuk:
Salim: "Aku heran deh, kak. Kok belang-belangnya gak sama kayak Zebra cross, ya"
Me: "Heeee??? kan ini Jerapah Liiim.. Jerapah bukan Zebra, wkwkkwkwkwk"
Salim: "Oh jadi selama ini beda?"
Me: "¶•∞¢#€.. serah lu deh, Lim"

Bisa aku katakan kalo Noah's Ark ini benar-benar tepat yang sangat cocok dan asyik untuk escape sejenak dari segala rutinitas kuliah. Fasiliatsnya komplit (ada indor dan outdoor adventure, ada play grounds, ada picnic area, dll) dan semuanya sangat inclusive (semua orang bisa menikmatinya dengan nyaman termasuk anak-anak, orang dewasa, para senior dan mereka yang berkebutuhan khusus). Semuanya dirancang dengan sangat cermat dan detail. Kami berempat sepakat anti slippery roadnya juga dibuat dengan sangat cerdas.


yuhuyyyyyyyyy
Tahan, Ryl.. ini lagi dipotoooo

Irna is slidiiing

salah satu sudut Noah's Ark

Semacam teather untuk parade hewan kelas mamalia

Naaaah, sampailah kita pada bagian terpecah dari jalan-jalan kemaren. Apakah itu??? Main di mazenya Noah's Ark (yang setelah aku googling baru tau kalo ini adalah UK's largest hedge maze, yeaaayyy). Ini maze memang gila!!! Gedee banget dan menantang. Jadi untuk bisa keluar hidup-hidup dari maze ini, kita harus menjawab 15 pertanyaan pilihan ganda. Setiap lorong ditandai dengan papan pilihan. Dan kita akan masuk ke lorong sesuai dengan pilihan kita. Kalau jawaban kita benar, maka kita akan sampai pada pertanyaan selanjutnya. Kalau salah, ya silahkan coba lagi dan selamat bertersesat ria, ahhaha. Jarak antara pertanyaan satu dan yang lainnya lumayan pwanjang dan berliku. Pertanyaannya juga naudzubillah. Bahkan dengan modal satu dokter hewan lulusan UGM (Irna) dan satu ahli biologi lulusan ITB (Daryl) kami pun masih tersesat, wkwkwk. Salim aja yang selama ini tidak pernah mengumpat pun akhirnya mengumpat juga. Daryl sampe udah pengen nangis aja, hihihi. Pokoknya bagian ini paliiiiing seru menurutku. Kalo diajak ke sini mau lagi dah. Oh ya satu lagi, kalau main ke sini, harus banget sama teman. Sangat direkomendasikan teman-teman dengan tingkat kehebohan yang tinggi biar makin seru. Warning: tidak ada bendera untuk menyerah jadi bersabarlah dan berjuanglaaahhh!!!




Fiuhh udah sampe ke pertanyaan ke 14


Yeaaayy... finally exit gate!!!

Kami keluar dari labirin setelah menghabiskan waktu hampir sejam di dalamnya. Begitu melihat pintu keluar, kami berempat luar biasa senang dan legaaa, hahaha. Kami melihat jam dan emang tepat banget sama jadwal pulang. Eh tapi kami singgah dulu dong ke gift shop. Isinya sangat menarik dan kata Irna harganya lebih murah dari Bristol Zoo. Si Daryl membeli beberapa cendera mata yang unch banget Irna juga. Aku sama Salim tidak membeli apa-apa demi penghematan karena minggu depan mau ngetrip lagi ke Cornwall, hehehe.

Demikianlaaaaahhhh... Weekend super pecah kemarin benar-benar membuatku recharged. Benarlah, laughing is liberating. Terimakasih sudah mengajak ke sini ya, Daryl. Terimakasih juga untuk makan siang yang endess bgt. Irna dan Salim juga makasih yaaa, kalian membuat ini jadi jauuuh lebih menyenangkan. Luv Luv.



Wednesday, May 17, 2017







Aku memuja sunset dengan keterlaluan. Ketika oranye mendominasi cakrawala. Ketika ketergesaan menuju pulang menguar di udara. Ada rindu yang turut bertengger pada pundak yang lelah. Padanya, bergelantungan asa untuk segera melebur bersama yang terkasih. Padaku, ia membisikkan sebuah pemahaman. Bahwa sebuah akhir pun tak selamanya harus selalu dibingkai kesedihan. Bahwa akhir bisa juga dikemas dengan sangat memesona. Sunset ada untuk aku puja sepenuh hati.

Tuesday, May 16, 2017



Lalu bagaimana mungkin aku membenci hujan? Saat rinainya meluruhkan hijab antara doa sang hamba dengan Khaliknya. Saat lamunan dan kerinduan akan pulang terasa begitu kental. Saat tetesnya dan tangismu bisa melebur tanpa kentara. Saat pelukannya dengan lembut mengusap kecewamu. Sungguh sepertinya mustahil aku tak jatuh cinta pada hujan. 

Sunday, May 14, 2017

Bagaimana mungkin aku tak menyukai fajar? Ketika malaikat turun menabur berkah. Ketika Ia mendengar segala doa. Memeluk hati yang merindu. Lalu, bagaimana mungkin aku tak jatuh cinta pada fajar? 

Saturday, May 13, 2017

Di salah satu sudut kota,
kulihat bahunya bergetar menahan dingin.
Pada sang anjing, sahabatnya, ia berbagi sunyi dan lapar.
Pada belaianya dia memberi janji,
Janji yang ia khawatirkan akan bermakna kosong,
Tentang harapan akan esok yang mungkin tidak melulu tentang lapar.

Lalu, ada aku dengan hangat yang mengepul di kedua tangan.
Gagal gembira meski dentum-dentum di headsetku bernada ceria.
Kepalaku sibuk buta pada segala nikmat yang ada.
Grasak-grusuk merajuk pada Langit akan apa yang sebenarnya sudah jauh melampaui cukup.

Dan, deg... mataku bertemu matanya.
Mata yang menuduh dan menelanjangi pada saat yang bersamaan.
Tentang aku yang mulai lupa bagaimana caranya bersuyukur.
Tentang waktu yang kusia-siakan berlari dari rahmat-Nya.
Dan,... benarlah kiranya sang kitab suci.
Fabiayyi Aalaa i rabbikuma tukadzibaan?

Thursday, May 11, 2017

"Sometimes I wonder about my life. I lead a small life. Well, valuable, but small. And sometimes I wonder do I do it because I like it or because I haven't been brave? So much of what I see reminds me of something I read in a book when shouldn't it be the other way around?" (Kathleen from You've Got Mail).

And, now I am thinking of my own life. Choices I have taken and decisions I've made. 

Monday, May 08, 2017

Walk the Talk, Can You?

Me: "Semangat ya, Dit... begitulah kita pasti akan melalui fase itu. Keluar dari comfort zone untuk menantang diri sendiri, melihat sejauh mana kita mampu dan berani melampaui batasan kita.."
Dita: "Iya, kak.. tapi Dita kok takut ya kak?"
Me: "takut apa Dit?"
DIta: "Takut tidak lulus SBMPTN, Kak. Takut tidak bisa membanggakan kakak-kakak semua, takut juga jadi mahasiswa kak.. Jadi mahasiswa artinya berhadapan dengan dunia nyata, ya kak?"
Me: "Percayalah, semua akan baik2 saja, Dit. Jadi mahasiswa, tentu beda dengan ketika jadi anak sekolahan. Tanggung jawabnya pastilah lebih gede. Tapi kakak-kakak juga sedang berjuang saat ini. Berjuang bareng2 yes? jangan lupa saling mendoakan, hehehe"
Dita: "Siyap, Kak.. terimakasih semangatnya dan inspirasinya...Kakak-kakak AAS memang keren"

Di atas itu adalah sepotong chatku via WA sama Dita beberapa jam yang lalu. Dita adalah salah satu adik asuh kami dalam program beasiswa Adik Asuh Suryanara (AAS) untuk tahun 2016-2017. Oh ya, AAS ini adalah sumbangsih kecil kami, awardee beasiswa LPDP angkatan PK-33, kepada bangsa ini. Jadi program ini memberikan beasiswa kepada siswa kelas 3 SMA yang kami pilih melalui seleksi lumayan ketat untuk mendapatkan iuran SPP selama setahun, dan mengikuti bimbel agar bisa sukses melanjutkan pendidikan ke universitas impian mereka. Pada tahun 2015, program ini bisa dibilang sangat sukses. Nah, di 2016 kami melanjutkan program ini dengan mengajak teman-teman dari angkatan PK lain untuk ikut berpartisipasi. Alhamdulillah lumayan banyak yang bersedia bergabung. Dan tidak terasa, program tahun ini sudah hampir sampai pada saat-saat akhir. Adik-adik kami telah melalui UN dan bersiap masuk ke Universitas impian mereka. Dalam setahun ini, kami, para kakak asuh, diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan adik asuh kami dalam upayanya meraih targetnya. 

Ada banyak cerita, baik yang membahagiakan maupun yang cukup lucu yang kami alami selama hampir setahun ini. Di Grup WA kakak asuh Suryanara, kakak sering membagi pengalaman mereka bersama adik-adik masing-masing. Kadang bikin senyum terharu kadang bikin senyum geli, hehehhe. Aku dan Dita bisa dibilang lumayan dekat. Dita anaknya sangat koperatif dan lumayan sering menyapa kakaknya meski kadang karena kesibukan baru bisa aku balas sehari setelahnya. Meski begitu, komunikasi kami sejauh ini baik. Aku bersyukur bisa berpartisipasi dalam program ini. Setidaknya, hidupku terasa sedikit berarti walau apa yang kami lakukan ini hanya serupa titik yang sangat kecil.

Namun, chat aku bareng Dita hari ini entah mengapa menyisakan sedikit rasa aneh. Campur aduk. Diantara rasa itu, yang paling dominan adalah rasa malu dan tertampar. Sebelum menuliskan ini, aku menyempatkan membaca kembali obrolan kami, dan rasa malu itu kian bertambah. Bagaimana tidak, aku menemukan diriku seperti manusia yang agak munafik. Lihat saja, aku dengan entengnya menyemangati Dita untuk terus berusaha sementara aku sendiri belum memberikan usaha terbaikku selama diberi kesempatan kuliah di sini. Aku "menuntut" dita berjuang demi tanggungjawab dia karena telah menerima dana dari kami yang sangat tidak seberapa itu. Sementara, aku sendiri menggunakan dana rakyat indonesia yang tidak sedikit tetapi masih belum bisa maksimal berjuang, hiks. 

Aku malu, malu sekali. Selama hampir sebulan aku malah lebih sibuk dipusingkan dengan urusan menye-menye gak jelas, sementara tanggungjawabku mengharuskan aku untuk bisa fokus pada tujuanku datang ke sini. Harapan negara, kantor dan keluarga lumayan besar kepadaku, dan aku belum bisa memberikan sumbangsih yang berarti. Sedih. Demi alasan menata hati, aku menyibukkan diri dengan main ke sana kemari bareng teman. Itu, sedikit banyak, lumayan melegakan sih. Tertawa bersama sahabat sungguh merupakan obat tersendiri, pelarian dari urusan hati, hehehe. Tapi, ketika edisi main kemaren selesai, aku bertekad bahwa hari ini harus bisa fokus lagi dengan urusan kuliah. Daaan... ketika membuka akun blackboardku, tersadarlah aku, bahwa unit selanjutnya menuntut perhatian yang tak boleh terbagi. Reading list yang saangaaat panjang dan untuk topik yang gak begitu jadi favoritku, statistik. Yeah... I have a bad relationship with numbers, dunno why. Agak ngeri ku download satu persatu materi dan semakin tergugu ketika sekilas terantuk pada istilah statistik apalah-apalah itu. Maih mau main, Rin?? Hiks...

Oh, Dita..maafin kakak, ya... kakak ternyata tidak sehebat yang Dita kira,,hiks.. Kakak rupanya masih lemah, Dit. Belum cukup ulet belajarnya, belum cukup persistent dalam berusaha. Tapi, Kakak janji, akan memperbaiki itu semua. Demi bisa mewujudkan mimpi dan menuntaskan apa yang telah kakak mulai. Supaya beneran bis amenjadi inspirasi bagi kalian, adik-adik kami di AAS. Seperti yang tadi kita omongin, berjuang bareng-bareng semuanya, yaaa.. Terima kasih sudah "menampar" kakak hari ini. Faktanya, kakak belajar banyak juga dari Dita... Semoga perjuangan meraih mimpi kita diberkahi Allah, ya... Thx juga untuk kakak-kakak di AAS yang sangat menginspirasi. Senang menjadi bagian dari kalian semua. 

Thursday, May 04, 2017

Just finished watching "sliding doors". An old movie. Got it from a friend's blog. She was right. The movie makes me think. About serendipity. About me. About you. About us. Dunno whether it is the way that God chooses to speak to me. But it works. A bit relieving now.

PS: Love the closing music. Dido_Thank you. Gonna be my this-week-theme-song I guess.

Tuesday, May 02, 2017

Kamu memang keras kepala dari dulu, kan?
Sudah kuusir ribuan kali. Sudah kudiamkan milayaran kali.
tapi kau tetap diam di sana, enggan lenyap.
Lalu apa gunanya semua ritual melupakan yang kulalui dengan sangat tersiksa itu?

Aku jauh loh sekarang...Aku butuh visa dan beasiswa untuk bisa ke sini. Tapi kamu dengan tanpa rasa bersalahnya selalu mengikut kemanapun. Tanpa perlu apply beasiswa, tak usah degdegan tunggu hasil tes TB, juga tak perlu rempong cari akom. Dimana adilnya?

Hey, tak tahukah kamu kepalaku butuh ruang yang tidak ada kamunya. Aku butuh fokus belajar dan konsentrasi untuk urusan lain yang jauuuuh lebih penting.

Berhentilah jadi hantu, kau belum mati, kan? Toh kau juga tak pernah benar2 menawarkan kebersamaan dengan konsep yang ada di kepalaku tentang kita. Nah, sekarang dan selamanya, bisa untuk tidak hadir saat aku sedang mencoba bahagia tanpa ada harapan bodoh menari2 di otak?

Betapa aku tak mengerti selera humor semesta ini. Baru beberapa minggu yang lalu aku dengan leganya merasa badai ini telah usai. Kau penipu! Ku pikir kau benar2 pamit dengan damai. Aku terjerat ketenangan semu.

Lalu kau datang bersama gemuruh, angin dan hujan. Mengejek aku tanpa belas kasih.
Pada langit, pada awan dan pada sinar matahari. Dan seperti tak pernah belajar dari pengalaman, aku menyerah kalah tanpa perlawanan.

Monday, May 01, 2017

Feeling Guilty

Kalau ada satu emosi yang lumayan sulit kuhandle, maka itu adalah perasaan bersalah. Apalagi jika rasa bersalah karena telah menyakiti seseorang yang sangaaat baik. Aku punya cara sendiri berdamai dengan emosi yang lain, marah, sedih, kecewa, tapi belum menemukan cara yang cukup mumpuni untuk deal dengan perasaan sedih karena telah mengecewakan orang lain yang aku sayang.

Jadi, semua bermula dari janji yang dengan gampangnya aku buat dan dengan gampangnya aku batalkan. Ada tante Bibah yang sudah repot buatin makanan kesukaan, ada Salim dan Omi yang harus rela meninggalkan kegiatannya yang juga penting hanya untuk mengkover kesalahan kakaknya yang jahat ini. Hiks,,, bahkan pada saat menulis ini, hatiku sakit. Di telepon keduanya sudah berusaha menenangkan, tetapi tetap tidak bisa membungkam suara-suara dari kepalaku sendiri yang mengingatkan betapa berdosanya aku pada Tante Bibah yang sudah begitu baik pada kami bertiga selama ini. Ya Allah, maafkan aku.

Kemarin tangte Bibah pulang ke Indonesia. Katanya di sana tiga hari saja di sana trus balik Bristol lagi. Bisa dipastikan hatiku tak akan tenang sebelum meminta maaf secara langsung. Dan tiga hari itu menjadi terasa lama...