Monday, May 08, 2017

Walk the Talk, Can You?

Me: "Semangat ya, Dit... begitulah kita pasti akan melalui fase itu. Keluar dari comfort zone untuk menantang diri sendiri, melihat sejauh mana kita mampu dan berani melampaui batasan kita.."
Dita: "Iya, kak.. tapi Dita kok takut ya kak?"
Me: "takut apa Dit?"
DIta: "Takut tidak lulus SBMPTN, Kak. Takut tidak bisa membanggakan kakak-kakak semua, takut juga jadi mahasiswa kak.. Jadi mahasiswa artinya berhadapan dengan dunia nyata, ya kak?"
Me: "Percayalah, semua akan baik2 saja, Dit. Jadi mahasiswa, tentu beda dengan ketika jadi anak sekolahan. Tanggung jawabnya pastilah lebih gede. Tapi kakak-kakak juga sedang berjuang saat ini. Berjuang bareng2 yes? jangan lupa saling mendoakan, hehehe"
Dita: "Siyap, Kak.. terimakasih semangatnya dan inspirasinya...Kakak-kakak AAS memang keren"

Di atas itu adalah sepotong chatku via WA sama Dita beberapa jam yang lalu. Dita adalah salah satu adik asuh kami dalam program beasiswa Adik Asuh Suryanara (AAS) untuk tahun 2016-2017. Oh ya, AAS ini adalah sumbangsih kecil kami, awardee beasiswa LPDP angkatan PK-33, kepada bangsa ini. Jadi program ini memberikan beasiswa kepada siswa kelas 3 SMA yang kami pilih melalui seleksi lumayan ketat untuk mendapatkan iuran SPP selama setahun, dan mengikuti bimbel agar bisa sukses melanjutkan pendidikan ke universitas impian mereka. Pada tahun 2015, program ini bisa dibilang sangat sukses. Nah, di 2016 kami melanjutkan program ini dengan mengajak teman-teman dari angkatan PK lain untuk ikut berpartisipasi. Alhamdulillah lumayan banyak yang bersedia bergabung. Dan tidak terasa, program tahun ini sudah hampir sampai pada saat-saat akhir. Adik-adik kami telah melalui UN dan bersiap masuk ke Universitas impian mereka. Dalam setahun ini, kami, para kakak asuh, diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan adik asuh kami dalam upayanya meraih targetnya. 

Ada banyak cerita, baik yang membahagiakan maupun yang cukup lucu yang kami alami selama hampir setahun ini. Di Grup WA kakak asuh Suryanara, kakak sering membagi pengalaman mereka bersama adik-adik masing-masing. Kadang bikin senyum terharu kadang bikin senyum geli, hehehhe. Aku dan Dita bisa dibilang lumayan dekat. Dita anaknya sangat koperatif dan lumayan sering menyapa kakaknya meski kadang karena kesibukan baru bisa aku balas sehari setelahnya. Meski begitu, komunikasi kami sejauh ini baik. Aku bersyukur bisa berpartisipasi dalam program ini. Setidaknya, hidupku terasa sedikit berarti walau apa yang kami lakukan ini hanya serupa titik yang sangat kecil.

Namun, chat aku bareng Dita hari ini entah mengapa menyisakan sedikit rasa aneh. Campur aduk. Diantara rasa itu, yang paling dominan adalah rasa malu dan tertampar. Sebelum menuliskan ini, aku menyempatkan membaca kembali obrolan kami, dan rasa malu itu kian bertambah. Bagaimana tidak, aku menemukan diriku seperti manusia yang agak munafik. Lihat saja, aku dengan entengnya menyemangati Dita untuk terus berusaha sementara aku sendiri belum memberikan usaha terbaikku selama diberi kesempatan kuliah di sini. Aku "menuntut" dita berjuang demi tanggungjawab dia karena telah menerima dana dari kami yang sangat tidak seberapa itu. Sementara, aku sendiri menggunakan dana rakyat indonesia yang tidak sedikit tetapi masih belum bisa maksimal berjuang, hiks. 

Aku malu, malu sekali. Selama hampir sebulan aku malah lebih sibuk dipusingkan dengan urusan menye-menye gak jelas, sementara tanggungjawabku mengharuskan aku untuk bisa fokus pada tujuanku datang ke sini. Harapan negara, kantor dan keluarga lumayan besar kepadaku, dan aku belum bisa memberikan sumbangsih yang berarti. Sedih. Demi alasan menata hati, aku menyibukkan diri dengan main ke sana kemari bareng teman. Itu, sedikit banyak, lumayan melegakan sih. Tertawa bersama sahabat sungguh merupakan obat tersendiri, pelarian dari urusan hati, hehehe. Tapi, ketika edisi main kemaren selesai, aku bertekad bahwa hari ini harus bisa fokus lagi dengan urusan kuliah. Daaan... ketika membuka akun blackboardku, tersadarlah aku, bahwa unit selanjutnya menuntut perhatian yang tak boleh terbagi. Reading list yang saangaaat panjang dan untuk topik yang gak begitu jadi favoritku, statistik. Yeah... I have a bad relationship with numbers, dunno why. Agak ngeri ku download satu persatu materi dan semakin tergugu ketika sekilas terantuk pada istilah statistik apalah-apalah itu. Maih mau main, Rin?? Hiks...

Oh, Dita..maafin kakak, ya... kakak ternyata tidak sehebat yang Dita kira,,hiks.. Kakak rupanya masih lemah, Dit. Belum cukup ulet belajarnya, belum cukup persistent dalam berusaha. Tapi, Kakak janji, akan memperbaiki itu semua. Demi bisa mewujudkan mimpi dan menuntaskan apa yang telah kakak mulai. Supaya beneran bis amenjadi inspirasi bagi kalian, adik-adik kami di AAS. Seperti yang tadi kita omongin, berjuang bareng-bareng semuanya, yaaa.. Terima kasih sudah "menampar" kakak hari ini. Faktanya, kakak belajar banyak juga dari Dita... Semoga perjuangan meraih mimpi kita diberkahi Allah, ya... Thx juga untuk kakak-kakak di AAS yang sangat menginspirasi. Senang menjadi bagian dari kalian semua. 

No comments: