Sunday, July 02, 2017

Siang yang sangat cerah di Bristol. Ini Minggu, dan aku memilih untuk tidak menyentuh essay sama sekali hari ini. Everyone deserves a break, right? Nah, maka pagi ini kumulai dengan rutinitas yang sudah lumayan lama tidak kujabanin. Aku mulai dengan beberes, walau akhirnya tidak selesai karena diinterupsi panggilan vidcall via Line dari adikku, Ace. Kami ngobrol sekitar sejam-an dengan topik yang selalu lompat-lompat dari satu ke yang lainnya. Kelar vidcall-an aku jadi malas melanjutkan kegiatan beberes ini dan malah ke dapur untuk masak-masak. Aku memutuskan membuat spaghetti pagi ini. Bumbu instant sih, tapi kan yang manasin bumbunya aku, jadi bisa lah ya dimasukkin dalam kategori memasak, hehehe. Aku teringat masih ada ayam di kulkas, jadilah aku panggang saja. Bermodalkan pepper dan garlic powder, rosemary, garam secukupnya (secukupnya ini relatip, guys.. relatip :P), plus mozarella, bawang bombay, tomat, dan sedikit olesan Blueband, dengan ucapan bismillahirrahmanirrahiim ayam itu kumasukkan ke oven, hehehe. Butuh waktu kurang lebih 45 menit dengan suhu 230 untuk menikmati ayam panggang itu. Daaan rasanya pun lumayan enak lah yaaaa... (puji ale mi seng..).

Enyuakkkk...


Siang yang sangat cerah di Bristol. Langit biru cerah hanya ditemani awan tipis yang berarak. Aku sempat tergoda untuk cabut ke luar dan menikmati matahari, sesuatu yang agak mahal beberapa hari belakangan ini (padahal katanya summer). Tapi kemudian aku ingat kalau Senin besok pun bakal keluar juga sama Ashraf. Selepas lebaran, kami belum pernah bertemu lagi dan jadilah kami janjian keluar makan sambil membahas tugas. Undangan untuk main berjemur matahari masih juga menari-nari di kepala ketika aku tiba-tiba ingat (lagi) kalau toh nanti Irna dan temannya bakal main ke Bristol, dan akan ku ajak explore juga, dan niat itu urung lagi. Hadehhhh, mau bilang malas keluaar aja pake banyak alasan, hehehe. Akhirnya, aku hanya bisa memandang ke luar jendela, menikmati birunya langit sambil bersantai ria. Mengalun, musik lawas Sheila on Seven, yang dari kemarin menjadi teman setiaku dalam mengerjakan tugas. Amboi asyiknyaaa... Kalau bisa gini aja terus, ya.. santai tanpa harus memikirkan bebas tugas dan beban hati (tsaahh, hahaha).

The ray

Siang yang sangat cerah di Bristol. Camar terbang riuh rindah dan bersorak pada apa yang dilihatnya dari sudut yang sama sekali tak bisa kujangkau. Lama kuikuti gerak tariannya. Meliuk lincah memecah sinar mentari yang hendak merambat menembus jendelaku. Indah sekali. Jenis keindahan yang membuatmu tak ingin mengabadikannya dengan kamera karena berniat ingin menyimpannya dalam hati. Ah, dan benakku pun mencoba mencerna rupa-rupa yang sedikit seliweran di kepalaku beberapa hari ini. Tentang hidup, tentang mimpi, tentang pertanda dan tentang firasat yang semakin mendekati kebenarannya. Apakah aku takut? Sedikit. Tapi bukankah aku punya Allah? Raja manusia yang tak pernah lengah sekalipun mengurus mahluknya. Janjinya benar, tak sekalipun ingkar. Maka, tegakkanlah kepalamu dan tetaplah melangkah, Ririn.

Siang yang sangat cerah di Bristol. Langit biru, awan putih, semilir angin, Sheila on Seven, dan keyakinan akan janjiNya. 

No comments: